Seoul (ANTARA News) - Indonesia membujuk Korea Selatan untuk berinvestasi pembangunan pabrik baru sektor otomotif dan elektronika dalam rangka mengembangkan industri manufaktur dalam negeri.

"Kami tadi menyampaikan keinginan itu dalam pertemuan dengan presiden Korea Selatan," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat kepada wartawan di Seoul, Rabu.

Hidayat sebelumnya bersama-sama Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan bertemu dengan Presiden Korsel Park Geun-Hye di kantornya.

Menurut menteri, presiden Korea Selatan menyambut baik keinginan Indonesia itu.

Hidayat juga menyatakan keyakinanannya bahwa perusahaan kedua sektor Korsel itu akan menanamkan modalnya di Indonesia.

Ditanya bagaimana respons industri elektronika Korsel, dalam hal ini Samsung yang tahun lalu penjualan "gadget"-nya di Indonesia mencapai satu juta unit, atas tawaran indonesia itu, menteri mengatakan," Kita masih berunding."

Menurut menteri, Samsung masih ingin mengetahui fasilitas apa yang akan diberikan Indonesia.

Kabarnya, Samsung, sudah menanamkan modal di Vietnam, namun belum jelas perinciannya.

Berkaitan dengan sektor otomotif, pemerintah masih terus menawarkan fasilitas agar perusahaan otomotif Korsel bersedia membangun pabrik baru.

Saat ini sejumlah produsen otomotif Jepang yakni Toyota, Daihatsu, Honda, Suzuki dan Datsun telah menyatakan bersedia untuk membangun pabrik baru di Indonesia.


Komite bersama

Sementara itu, Direktur jenderal Kerja Sama Industri Internasional Agus Tjahajana menjelaskan bahwa kerja sama bilateral kedua negara mencakup industri baja, ban, galangan kapal, ruang angkasa, TIK, alih teknologi industri, industri mesin tekstil, alat kesehatan serta alat berat.

"Berkaitan dengan itu sangat diharapkan kedua pihak dapat mengimplementasikan kerja sama tersebut," kata Agus

Agus mengungkapkan masih ada masalah dalam kerja sama industri tersebut seperti masalah perpajakan dan lahan industri.

"Pemerintah indonesia berkomitmen untuk mendorong kerja sama industri itu demi kemajuan pengembangan industri di Indonesia," kata Agus.

Ia mengharapkab agar Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korsel berperan serta dalam mendorong kerja sama tersebut, termasuk dalam menciptakan kerja sama baru.

(A023/I00)