Jakarta (ANTARA) - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Rina Triasih mengemukakan perbedaan batuk yang dialami oleh anak yang menderita pneumonia, asma, dan tuberkulosis (TBC).

"Jadi dia hanya terjadi selama sampai tujuh hari gitu. Biasanya itu akan ada batuk, bisa disertai pilek, bisa dengan demam atau tidak," katanya dalam taklimat media yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Kemudian, kata Rina, pada hari ketiga sampai kelima diikuti dengan gejala anak tidak aktif serta diikuti dengan napas cepat dan adanya tarikan pada dinding dada.

"Jadi ya kelihatan yang kalau bayi neteknya nggak kuat, kalau anak-anak yang biasa aktif, dia jadi tidak seaktif biasanya," ucap Rina Triasih.

Baca juga: IDAI ingatkan jangan mudah beri obat pada anak yang batuk pilek biasa

Sedangkan pada asma, kata Rina, batuk yang dialami bersifat kronik, lama, dan berulang, dan diikuti serangan sesak napas.

"Dia (batuknya) ada sembuh, tumbuh lagi, biasanya pemicunya ada pada hal-hal tertentu yang orang kan nanti akan hafal. Ini kalau habis minum es terus batuk-batuk," ujarnya.

"Biasanya, sesak napas pada asma ini agak beda dengan pneumonia. Kalau pneumonia itu dia nanti batuknya tiga sampai lima hari baru dia sesak, kalau asma ini biasanya pagi batuk, nanti besoknya bisa langsung sesak," tambahnya.

Selain itu, tambah Rina, pada anak yang menderita asma terdapat ciri khusus yaitu ada bunyi mengi pada saat anak bernapas.

Baca juga: Gejala pneumonia anak umumnya diawali demam, batuk atau pilek

Adapun pada tuberkulosis, kata dia, batuk yang dialami oleh anak terjadi selama lebih dari dua minggu dan disertai dengan batuk darah.

"Kemudian ada demam, nglemeng (samar-samar) demam yang tidak tinggi, lebih dari dua minggu, juga sudah dikasih antibiotik yang tidak membaik, dan biasanya disertai berat badan yang turun," paparnya.

Untuk itu Rina mengimbau jika orang tua menemukan gejala batuk tersebut pada anaknya, maka orang tua juga harus segera membawa anaknya untuk berobat di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Selain itu, kata dia, jika anaknya menderita tuberkulosis, maka orang tua juga perlu memeriksakan anggota keluarga yang lain, karena TBC dapat menular kepada orang lain jika ada kontak.

Baca juga: Kapan anak batuk pilek tak perlu diberi obat?