OJK: Pasar saham Indonesia menguat di tengah perlambatan ekonomi dunia
20 Februari 2024 16:08 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi berbicara dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 di Jakarta, Selasa (20/2/2024). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Jakarta (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan bahwa pasar saham Indonesia menguat di tengah perlambatan ekonomi global.
"Pasar saham Indonesia sampai dengan 16 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan di tengah perlambatan ekonomi global, di mana IHSG menguat 0,86 persen year to date (ytd) ke level 7.335,55, serta membukukan net buy sebesar Rp20,05 triliun ytd," kata Inarno di Jakarta, Selasa.
Dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 itu, Inarno menuturkan pada 5 Januari 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh all time high di level 7.403,08.
Beberapa sektor di IHSG sampai dengan 16 Februari 2024 masih menguat di antaranya sektor kesehatan dan sektor konsumsi primer.
Baca juga: Pasar modal Indonesia kedatangan 170.000 investor baru di Januari 2024
Dari sisi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham per 16 Februari 2024 tercatat Rp11.603 triliun atau secara ytd turun tipis sebesar 0,61 persen.
Pada 4 Januari 2024, nilai kapitalisasi pasar menyentuh all time high kapitalisasi pasar sebesar Rp11.810 triliun. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham sampai dengan 16 Februari 2024 tercatat Rp10,66 triliun ytd.
Ia mengatakan di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 16 Februari 2024 menguat 0,60 persen ytd ke level 376,87.
Baca juga: Analis: Perhatikan fundamental saham usai pencoblosan pemilu
Secara ytd sampai 13 Februari 2024, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) naik rata-rata sebesar 4,73 basis poin (bps) di seluruh tenor dengan investor asing (non-resident) mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp3,30 triliun ytd.
"Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident juga tercatat net sell sebesar Rp1,59 triliun ytd," ujar Inarno.
Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 15 Februari 2024 mencapai Rp800,30 triliun atau turun 2,96 persen ytd, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana sebesar Rp477,28 triliun atau turun 4,82 persen dan tercatat net redemption sebesar Rp5,29 triliun.
"Pasar saham Indonesia sampai dengan 16 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan di tengah perlambatan ekonomi global, di mana IHSG menguat 0,86 persen year to date (ytd) ke level 7.335,55, serta membukukan net buy sebesar Rp20,05 triliun ytd," kata Inarno di Jakarta, Selasa.
Dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024 itu, Inarno menuturkan pada 5 Januari 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh all time high di level 7.403,08.
Beberapa sektor di IHSG sampai dengan 16 Februari 2024 masih menguat di antaranya sektor kesehatan dan sektor konsumsi primer.
Baca juga: Pasar modal Indonesia kedatangan 170.000 investor baru di Januari 2024
Dari sisi pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar saham per 16 Februari 2024 tercatat Rp11.603 triliun atau secara ytd turun tipis sebesar 0,61 persen.
Pada 4 Januari 2024, nilai kapitalisasi pasar menyentuh all time high kapitalisasi pasar sebesar Rp11.810 triliun. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham sampai dengan 16 Februari 2024 tercatat Rp10,66 triliun ytd.
Ia mengatakan di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI pada 16 Februari 2024 menguat 0,60 persen ytd ke level 376,87.
Baca juga: Analis: Perhatikan fundamental saham usai pencoblosan pemilu
Secara ytd sampai 13 Februari 2024, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) naik rata-rata sebesar 4,73 basis poin (bps) di seluruh tenor dengan investor asing (non-resident) mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp3,30 triliun ytd.
"Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident juga tercatat net sell sebesar Rp1,59 triliun ytd," ujar Inarno.
Di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi per 15 Februari 2024 mencapai Rp800,30 triliun atau turun 2,96 persen ytd, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana sebesar Rp477,28 triliun atau turun 4,82 persen dan tercatat net redemption sebesar Rp5,29 triliun.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: