IDAI ingatkan jangan mudah beri obat pada anak yang batuk pilek biasa
20 Februari 2024 15:54 WIB
Tangkapan layar - Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso dalam taklimat media yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (20/2/2024). (ANTARA/Sean Muhamad)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengimbau kepada para orang tua untuk tidak mudah memberikan obat kepada anak yang batuk pilek biasa atau selesma.
"Sebetulnya batuk pilek adalah hal yang biasa ya, yang kita kenal dengan selesma. Batuk pilek atau common cold ini sebetulnya nggak perlu obat," katanya dalam taklimat media yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Piprim mengatakan batuk pilek biasa merupakan jenis penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya tanpa perlu diberi obat apapun.
Pandemi COVID-19 yang telah berakhir, kata dia, mengajarkan kepada masyarakat bagaimana seharusnya menanggapi penyakit batuk pilek biasa yang kerap dialami oleh anak. Salah satunya adalah kebiasaan menggunakan masker saat terkena penyakit tersebut.
Baca juga: Kapan anak batuk pilek tak perlu diberi obat?
"Menggunakan masker, terutama bagi anak yang sedang batuk pilek. Kita terapkan kebiasaan menggunakan masker agar tidak menularkan kepada teman-temannya yang lain," ujarnya.
Selain penggunaan masker, Piprim menyebutkan daya tahan tubuh anak perlu diperkuat agar anak tidak mengalami batuk pilek. Salah satu caranya adalah melalui imunisasi rutin yang harus dilengkapi.
"Juga jangan lupa aspek nutrisi yang kaya akan protein hewani, itu saya kira upaya-upaya di luar imunisasi dan juga PHBS yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan imunitas kita," tambahnya.
Baca juga: Gejala pneumonia anak umumnya diawali demam, batuk atau pilek
Senada dengan Piprim, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI Dr Rina Triasih mengatakan batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang normal, yang justru melindungi saluran napas bawah supaya tidak mengalami gangguan.
"Jadi batuk itu untuk melemparkan segala sesuatu yang seharusnya tidak ada di saluran napas kita. Nah itu adalah batuk yang kawan, dan batuk yang seperti itu jangan dilawan," ujarnya.
Rina mengatakan berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan antara batuk pilek pada anak yang diobati dan yang tidak diobati. "Sehingga, sebaiknya kita agak jangan sedikit-sedikit diobati kalau ada anak batuk," ucap Rina.
Baca juga: Demam anak dianggap dalam batas normal bila terjadi enam kali setahun
"Sebetulnya batuk pilek adalah hal yang biasa ya, yang kita kenal dengan selesma. Batuk pilek atau common cold ini sebetulnya nggak perlu obat," katanya dalam taklimat media yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.
Piprim mengatakan batuk pilek biasa merupakan jenis penyakit yang akan sembuh dengan sendirinya tanpa perlu diberi obat apapun.
Pandemi COVID-19 yang telah berakhir, kata dia, mengajarkan kepada masyarakat bagaimana seharusnya menanggapi penyakit batuk pilek biasa yang kerap dialami oleh anak. Salah satunya adalah kebiasaan menggunakan masker saat terkena penyakit tersebut.
Baca juga: Kapan anak batuk pilek tak perlu diberi obat?
"Menggunakan masker, terutama bagi anak yang sedang batuk pilek. Kita terapkan kebiasaan menggunakan masker agar tidak menularkan kepada teman-temannya yang lain," ujarnya.
Selain penggunaan masker, Piprim menyebutkan daya tahan tubuh anak perlu diperkuat agar anak tidak mengalami batuk pilek. Salah satu caranya adalah melalui imunisasi rutin yang harus dilengkapi.
"Juga jangan lupa aspek nutrisi yang kaya akan protein hewani, itu saya kira upaya-upaya di luar imunisasi dan juga PHBS yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk meningkatkan imunitas kita," tambahnya.
Baca juga: Gejala pneumonia anak umumnya diawali demam, batuk atau pilek
Senada dengan Piprim, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI Dr Rina Triasih mengatakan batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang normal, yang justru melindungi saluran napas bawah supaya tidak mengalami gangguan.
"Jadi batuk itu untuk melemparkan segala sesuatu yang seharusnya tidak ada di saluran napas kita. Nah itu adalah batuk yang kawan, dan batuk yang seperti itu jangan dilawan," ujarnya.
Rina mengatakan berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan antara batuk pilek pada anak yang diobati dan yang tidak diobati. "Sehingga, sebaiknya kita agak jangan sedikit-sedikit diobati kalau ada anak batuk," ucap Rina.
Baca juga: Demam anak dianggap dalam batas normal bila terjadi enam kali setahun
Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: