Bayi kembar siam parasit jalani operasi
25 September 2013 12:31 WIB
Bayi laki-laki kembar siam parasit (Conjoint Twin Parasitic) Ginan Septian Nugraha dirawat di ruang NICU Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, Selasa (24/9). Ginan yang lahir pada Kamis (19/9), memiliki saudara kembar yang keluar dari rongga mulutnya. Pihak RSHS masih memantau kesehatan Ginan sebelum melakukan tindakan operasi. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Bandung (ANTARA News) - Bayi kembar siam parasit (conjoined twin parasitic) berjenis kelamin laki-laki bernama Ginan Septian Nugraha, menjalani operasi pemisahan untuk memisahkan dirinya dengan saudara kembarnya yang tumbuh sempurna, di Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr Hasan Sadikin Bandung, Rabu.
"Ginan sendiri sudah masuk ke ruang operasi sekitar pukul 09.00 WIB tadi. Operasi harus dilakukan sesegera mungkin karena parasitnya sudah mulai menunjukkan kebiruan," kata Direktur Utama RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung Bayu Wahyudi.
Menurut dia, apabila operasi pemisahan tidak dilakukan maka dikhawatirkan parasit yang menempel di bagian mulut Ginan akan membusuk.
"Sehingga apabila terjadi pembusukan itu akan jadi sumber infeksi bagi bayi yang utuh," katanya.
Dikatakannya, operasi pemisahan terhadap bayi kembar siam parasit tersebut diharapkan selesai dalam kurun dua hingga tiga jam.
"Tentunya, kami mohon doa dari semua, semoga operasinya berjalan lancar. Kami mohon doanya dari masyarakat agar Ginan bisa selamat dan sembuh," kata dia.
Pihaknya menambahkan, parasit yang menempel di tubuh Ginan ternyata tidak sampai menempel lebih jauh pada organ tubuh bagian dalam Ginan yang sempurna.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan CT Scan, tidak sampai rongga dalam. Bayi Ginan juga masih bisa menangis meskipun hanya merintih," katanya.
Selain itu, Bayu menyatakan operasi pemisahan itu diharapkan hanya dilakukan sekali saja yaitu untuk melepaskan parasit yang menempel di bagian mulut Ginan.
"Ya semoga saja pembedahan diharapkan hanya sekali. Sisanya hanya tinggal penyempurnaan atau untuk estetik," kata Bayu.
"Ginan sendiri sudah masuk ke ruang operasi sekitar pukul 09.00 WIB tadi. Operasi harus dilakukan sesegera mungkin karena parasitnya sudah mulai menunjukkan kebiruan," kata Direktur Utama RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung Bayu Wahyudi.
Menurut dia, apabila operasi pemisahan tidak dilakukan maka dikhawatirkan parasit yang menempel di bagian mulut Ginan akan membusuk.
"Sehingga apabila terjadi pembusukan itu akan jadi sumber infeksi bagi bayi yang utuh," katanya.
Dikatakannya, operasi pemisahan terhadap bayi kembar siam parasit tersebut diharapkan selesai dalam kurun dua hingga tiga jam.
"Tentunya, kami mohon doa dari semua, semoga operasinya berjalan lancar. Kami mohon doanya dari masyarakat agar Ginan bisa selamat dan sembuh," kata dia.
Pihaknya menambahkan, parasit yang menempel di tubuh Ginan ternyata tidak sampai menempel lebih jauh pada organ tubuh bagian dalam Ginan yang sempurna.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan CT Scan, tidak sampai rongga dalam. Bayi Ginan juga masih bisa menangis meskipun hanya merintih," katanya.
Selain itu, Bayu menyatakan operasi pemisahan itu diharapkan hanya dilakukan sekali saja yaitu untuk melepaskan parasit yang menempel di bagian mulut Ginan.
"Ya semoga saja pembedahan diharapkan hanya sekali. Sisanya hanya tinggal penyempurnaan atau untuk estetik," kata Bayu.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
Tags: