Jakarta (ANTARA) - Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Assalam Fil Alamin (LAZIS Asfa) menggandeng Universitas Al-Azhar Kairo untuk program pelatihan percepatan kaderisasi ulama, pesantren, dan lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Ketua Lazis Assalam Fil Alamin Muchlis Hasyim Yahya mengatakan para alumni Al-Azhar memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa Indonesia, sehingga kerja sama ini penting untuk membangun SDM unggul.

"Lulusan Al-Azhar banyak dari mereka yang mendirikan pesantren, memimpin ormas Islam, menjadi tokoh dan ulama, serta peran-peran penting lainnya," kata Muchlis dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Pernyataan tersebut disampaikan Muchlis dalam pembukaan pelatihan intensif dakwah dan fatwa untuk para kader ulama dari berbagai pesantren di Indonesia di Universitas Al-Azhar di Aula Fakultas Sains dan Dirasat Islamiyah, Kairo, Senin.

Sebanyak 40 kader ulama utusan dari berbagai pesantren di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat menjadi peserta pada pelatihan kali ini. Pelatihan dilaksanakan di Islamic Mission City, Al-Azhar, selama dua bulan.

Baca juga: Mahasiswa Indonesia lulus ujian tesis di Al Azhar Mesir
Baca juga: Pameran China "Perjalanan Lintas Peradaban" dibuka di Kairo, Mesir


Adapun materi pelatihan meliputi materi-materi dakwah, metode pengambilan fatwa, wasatiyyat Islam, bahasa Arab, Alquran dan tafsir serta ulumul hadis. Acara dirangkai bersama dengan pembinaan dan pengarahan hahasiswa Indonesia penerima beasiswa ASFA di Universitas Al-Azhar sebanyak 200 orang.

Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Salamah Daud mengapresiasi peran Lazis ASFA yang secara aktif terus mendorong percepatan dan pengembangan SDM. Al-Azhar selalu membuka pintu untuk kader-kader dari seluruh dunia yang ingin mendalami Islam dengan pandangan wasatiyahnya.

"Apa yang dilakukan oleh Lazis ASFA seirama dengan pandangan Al-Azhar, yaitu melahirkan SDM unggul untuk kemajuan umat Islam di seluruh dunia," ujar dia.

Ia berpesan agar para kader ulama yang mengikuti program pendidikan intensif dan para mahasiswa S1-S3, nantinya segera kembali kepada umat Islam di Indonesia melalui institusi masing-masing.

"Segera mendakwahkan nilai-nilai Islam serta membawa pandangan risalah wasatiyah Islam Al-Azhar," katanya.

Senada dengan Salamah Daud, Sekjen Pusat Keilmuan Al-Azhar Prof. Dr. Nadhir Al-Ayyadh mengatakan pemanfaatan dana-dana dari zakat, infak, sedakah dan wakaf untuk kepentingan peningkatan SDM dan peningkatan ilmu, sejalan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam,

"Peran-peran lembaga zakat dan wakaf seperti ini banyak ditemui dalam sejarah peradaban Islam. Al-Azhar adalah salah satu bukti yang telah berjalan lebih dari 1.100 tahun dengan menjadikan skema-skema zakat dan wakaf sebagai instrumennya," kata dia.

Baca juga: Tujuh penghafal Al-Qur'an diterima di ULM via jalur mandiri
Baca juga: KBRI Kairo apresiasi program pendidikan kader ulama Masjid Istiqlal