Pemprov Riau: Sejarah basis atasi penyimpangan prilaku generasi muda
19 Februari 2024 22:10 WIB
Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Zulkifli Syukur saat membuka Olimpiade Sejarah (OASE) ke - XII SMP, SMA, Mahasiswa dan Guru tingkat nasional tahun 2024 di Universitas Riau diikuti 1.000 peserta di Pekanbaru, Senin. ANTARA/HO-Humas Pemerintah Provinsi Riau.
Pekanbaru (ANTARA) - Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Zulkifli Syukur mengatakan pelajaran sejarah bisa menjadi sektor basis dalam mengatasi penyimpangan prilaku generasi muda yang kini kian marak itu.
"Penyimpangan perilaku generasi muda terjadi akibat pengaruh globalisasi sehingga pelajaran sejarah dipandang dapat menjadi sektor basis dalam membentuk pendidikan karakter generasi muda Indonesia," kata Zulkifli saat membuka resmi Olimpiade Sejarah (OASE) ke - XII SMP, SMA, Mahasiswa dan Guru tingkat nasional tahun 2024 di Universitas Riau diikuti 1.000 peserta di Pekanbaru, Senin.
Baca juga: Erick Thohir: Sejarah negara tidak terlepas dari peran penting pers
Acara ini bertema "Jas Merah, Melalui Sejarah Menciptakan Generasi Yang Intelektual Dalam Mewujudkan Merdeka Belajar".
Ia mengatakan, melalui nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung dalam pelajaran sejarah seperti membangkitkan, mengembangkan, memelihara semangat kebangsaan dan menyadarkan generasi muda terhadap cita cita "bapak pendiri bangsa" yakni para pejuang.
Sejarah katanya lagi merupakan studi yang menjelaskan tentang manusia di masa lampau dengan semua aspek kegiatan manusia seperti politik, hukum, militer, sosial dan keagamaan serta kreativitas manusia berkaitan dengan seni, musik dan lain lain.
"Karena itu tenaga pengajar perlu mengemas materi pembelajaran sejarah di sekolah dan perguruan tinggi secara kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi agar tidak pelajaran sejarah tidak membosankan sehingga memberikan pengaruh bagi penguatan karakter peserta didik," katanya.
Baca juga: KLHK ungkap pencapaian deforestasi terendah dalam sejarah kehutanan RI
Selama ini, katanya peserta didik menganggap mata pelajaran sejarah membosankan sehingga perlu berbagai inovasi agar tidak monoton selain dalam bentuk materi jika perlu kemas dengan baik dalam bentuk video sejarah yang menarik.
Ia mengatakan keberadaan 1.000 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia itu maka OASE sebagai wadah bagi generasi muda dalam memperluas wawasan mereka tentang sejarah Indonesia, memberikan pemahaman tentang sejarah dan bagaimana peran mereka dalam menumbuhkan kesadaran nasional.
"Semoga melalui kegiatan ini jiwa patriotisme generasi muda dapat tumbuh dan berkembang sehingga rasa persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia makin terjaga," katanya.
Baca juga: Penelitian sebut gletser Arktik kehilangan "memori" sejarah iklim
"Penyimpangan perilaku generasi muda terjadi akibat pengaruh globalisasi sehingga pelajaran sejarah dipandang dapat menjadi sektor basis dalam membentuk pendidikan karakter generasi muda Indonesia," kata Zulkifli saat membuka resmi Olimpiade Sejarah (OASE) ke - XII SMP, SMA, Mahasiswa dan Guru tingkat nasional tahun 2024 di Universitas Riau diikuti 1.000 peserta di Pekanbaru, Senin.
Baca juga: Erick Thohir: Sejarah negara tidak terlepas dari peran penting pers
Acara ini bertema "Jas Merah, Melalui Sejarah Menciptakan Generasi Yang Intelektual Dalam Mewujudkan Merdeka Belajar".
Ia mengatakan, melalui nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung dalam pelajaran sejarah seperti membangkitkan, mengembangkan, memelihara semangat kebangsaan dan menyadarkan generasi muda terhadap cita cita "bapak pendiri bangsa" yakni para pejuang.
Sejarah katanya lagi merupakan studi yang menjelaskan tentang manusia di masa lampau dengan semua aspek kegiatan manusia seperti politik, hukum, militer, sosial dan keagamaan serta kreativitas manusia berkaitan dengan seni, musik dan lain lain.
"Karena itu tenaga pengajar perlu mengemas materi pembelajaran sejarah di sekolah dan perguruan tinggi secara kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi agar tidak pelajaran sejarah tidak membosankan sehingga memberikan pengaruh bagi penguatan karakter peserta didik," katanya.
Baca juga: KLHK ungkap pencapaian deforestasi terendah dalam sejarah kehutanan RI
Selama ini, katanya peserta didik menganggap mata pelajaran sejarah membosankan sehingga perlu berbagai inovasi agar tidak monoton selain dalam bentuk materi jika perlu kemas dengan baik dalam bentuk video sejarah yang menarik.
Ia mengatakan keberadaan 1.000 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia itu maka OASE sebagai wadah bagi generasi muda dalam memperluas wawasan mereka tentang sejarah Indonesia, memberikan pemahaman tentang sejarah dan bagaimana peran mereka dalam menumbuhkan kesadaran nasional.
"Semoga melalui kegiatan ini jiwa patriotisme generasi muda dapat tumbuh dan berkembang sehingga rasa persatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia makin terjaga," katanya.
Baca juga: Penelitian sebut gletser Arktik kehilangan "memori" sejarah iklim
Pewarta: Frislidia
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024
Tags: