UI pasarkan alat penentu awal musim tanam gunakan telepon genggam
19 Februari 2024 19:13 WIB
Universitas Indonesia siap memasarkan platform sistem informasi pertanian berbasis telepon genggam yang dapat membantu petani menentukan awal musim tanam. (ANTARA/HO-Humas UI)
Depok (ANTARA) - Departemen Geosains Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia siap memasarkan platform sistem informasi pertanian berbasis telepon genggam yang dapat membantu petani menentukan awal musim tanam.
"Kami sudah tuntas melakukan uji coba dan siap memasarkan platform sistem informasi berbasis telepon genggam yang bisa membantu para petani dalam menghadapi perubahan iklim yang memanfaatkan data dari stasiun pemantau di setiap kota atau kabupaten," kata Kepala Departemen Geosains Universitas Indonesia (UI) Supriyanto di Depok, Senin.
Menurut dia, melalui telepon genggam petani bisa memantau data yang diperoleh dari 10 hingga 20 stasiun cuaca yang terdapat di kota atau kabupaten terdekat secara otomatis tiap sepuluh menit seperti intensitas curah hujan harian, suhu dan kelembaban udara.
Baca juga: Mahasiswa UI rancang "software" untuk dongkrak produktivitas pertanian
Supriyanto menambahkan bahwa stasiun pemantauan cuaca yang dinamai Si-Cuhal sudah dikembangkan dan diuji coba sejak tahun 2019 hingga sekarang.
Teknologi stasiun pemantauan cuaca Si-Cuhal bahkan sudah diaplikasikan di wilayah Depok, Karawang, Sumedang, dan Garut, Jawa Barat, untuk keperluan mitigasi bencana banjir.
Platform ini menyimpan seluruh data curah hujan, suhu, dan kelembaban udara yang sudah terkumpul di cloud-server dan dapat diperlihatkan kapan saja melalui telepon genggam dalam bentuk grafik harian, bulanan, bahkan tahunan.
Baca juga: UI tingkatkan peran perguruan tinggi menuju pertanian inovatif
Informasi ini sangat membantu petani khususnya petani padi atau beras untuk menentukan musim tanam yang tepat berdasarkan pola perubahan cuaca lokal yang akhir-akhir ini semakin tidak menentu.
"Si-Cuhal akan dikembangkan tidak hanya mengelola hasil pengukuran curah hujan, melainkan juga petani dapat mengunggah jenis hama yang menyerang lahan pertaniannya, kemudian petani lain dapat memberi saran dan masukan bagaimana mengatasi serangan hama itu," ujarnya.
Baca juga: Pengamat UI: Penggunaan teknologi cegah terjadinya kekurangan pangan
"Bersama platform ini petani dapat saling berbagi pengalaman dalam penggunaan jenis pupuk serta kadarnya untuk lahan pertanian dengan karakteristik lahan yang berbeda-beda," kata Supriyanto.
"Kami sudah tuntas melakukan uji coba dan siap memasarkan platform sistem informasi berbasis telepon genggam yang bisa membantu para petani dalam menghadapi perubahan iklim yang memanfaatkan data dari stasiun pemantau di setiap kota atau kabupaten," kata Kepala Departemen Geosains Universitas Indonesia (UI) Supriyanto di Depok, Senin.
Menurut dia, melalui telepon genggam petani bisa memantau data yang diperoleh dari 10 hingga 20 stasiun cuaca yang terdapat di kota atau kabupaten terdekat secara otomatis tiap sepuluh menit seperti intensitas curah hujan harian, suhu dan kelembaban udara.
Baca juga: Mahasiswa UI rancang "software" untuk dongkrak produktivitas pertanian
Supriyanto menambahkan bahwa stasiun pemantauan cuaca yang dinamai Si-Cuhal sudah dikembangkan dan diuji coba sejak tahun 2019 hingga sekarang.
Teknologi stasiun pemantauan cuaca Si-Cuhal bahkan sudah diaplikasikan di wilayah Depok, Karawang, Sumedang, dan Garut, Jawa Barat, untuk keperluan mitigasi bencana banjir.
Platform ini menyimpan seluruh data curah hujan, suhu, dan kelembaban udara yang sudah terkumpul di cloud-server dan dapat diperlihatkan kapan saja melalui telepon genggam dalam bentuk grafik harian, bulanan, bahkan tahunan.
Baca juga: UI tingkatkan peran perguruan tinggi menuju pertanian inovatif
Informasi ini sangat membantu petani khususnya petani padi atau beras untuk menentukan musim tanam yang tepat berdasarkan pola perubahan cuaca lokal yang akhir-akhir ini semakin tidak menentu.
"Si-Cuhal akan dikembangkan tidak hanya mengelola hasil pengukuran curah hujan, melainkan juga petani dapat mengunggah jenis hama yang menyerang lahan pertaniannya, kemudian petani lain dapat memberi saran dan masukan bagaimana mengatasi serangan hama itu," ujarnya.
Baca juga: Pengamat UI: Penggunaan teknologi cegah terjadinya kekurangan pangan
"Bersama platform ini petani dapat saling berbagi pengalaman dalam penggunaan jenis pupuk serta kadarnya untuk lahan pertanian dengan karakteristik lahan yang berbeda-beda," kata Supriyanto.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: