Nusa Dua (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono meninjau pembangunan Bandara Internasional Ngurah Rai pada Selasa sore, tidak lama setelah mendarat di Bali.

Presiden dan Wakil Presiden meninjau fasilitas terminal kedatangan internasional di Bandara Ngurah Rai yang mulai direnovasi pada Mei 2011.

Di terminal itu, Presiden meninjau ruang tunggu, gerai daftar ulang penumpang, gerai pelayanan imigrasi dan fasilitas penunjang lainnya.

Dalam kunjungan yang berlangsung selama sekitar 45 menit itu Presiden antara lain didampingi oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tandjung, dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Menurut data dari Angkasa Pura, pengembangan Bandara Ngurah Rai membutuhkan investasi Rp2,8 triliun.

Pembangunan bandara itu dimulai pada Mei 2011 dan ditargetkan selesai tahun 2013. Bandara itu selanjutnya ditargetkan bisa melayani 25 juta penumpang per tahun.

Berdiri di atas tanah seluas 285 hektare, Bandara Ngurah Rai yang telah dikembangkan akan menggunakan pengaturan terpadu bagasi penumpang sejak penumpang mendaftar ulang hingga bagasi masuk ke pesawat dan demikian pula sebaliknya.

Terminal domestik dan internasional itu akan dikembangkan supaya bisa menampung lebih banyak orang.

Gerai daftar ulang ditambah dari semula 62 unit menjadi 92 unit dan garbarata dari 16 unit menjadi 24 unit.

Ngurah Rai nantinya akan memiliki hotel transit dengan 224 kamar dan areal parkir mobil 5 lantai berbentuk limas dengan terasering dan mengusung konsep eco airport. Apron dari semula 214.500 meter persegi menjadi 302.000 meter persegi.

Pada 2012 lalu lintas pesawat di bandara itu meningkat 9,34 persen dari tahun sebelumnya menjadi 113.542 pesawat.

Sementara jumlah penumpang yang pada 2011 mencapai 12.270.563 orang dan pada 2012 mencapai 14.175.580 penumpang. Kargo atau barang pada 2011 62.150 ton dan pada 2012 tercatat 70.198 ton.