"Proses adaptasi di Indonesia berlangsung mudah dan cepat, meskipun budaya yang saya rasakan di Indonesia dan khususnya di Yogyakarta, sangat berbeda dari yang biasa saya alami," ungkap Francisco.
Menurutnya selama di Yogyakarta dia merasakan kehidupan sederhana dan ia sangat menikmati dan jarang mengalami stres karena juga didukung dengan cuaca juga terbilang bagus.
Meski adaptasi berjalan mudah, Francisco Pereira merasa ada beberapa perbedaan budaya di Yogyakarta dengan kampung halamannya di Porto, Portugal.
"Masyarakat di sini sangat sederhana, mereka orang yang humble dan terlihat sangat bahagia menjalani kehidupan sehari-hari. Lalu soal lifestyle tidak jauh berbeda, saya jarang mengalami stres dan cuacanya juga selalu bagus," terang Francisco.
"Perbedaan budaya sangat besar, seperti agama. Di kota saya dan di Portugal, tidak ada budaya jajanan kaki lima seperti di Indonesia dan ini menjadi perbedaan yang besar," sambungnya.
Sejak pertama kali bergabung dengan Rans Nusantara FC pada awal musim ini, Francisco telah menjadi andalan pelatih Eduardo Almeida serta mencatatkan 21 penampilan dan sumbangan satu gol.
Baca juga: Angelo siap bela RANS Nusantara seusai jeda kompetisi