Pakar BPPT: mobil murah tidak cocok untuk Jakarta
24 September 2013 15:03 WIB
Pembukaan IMSS 2013 Pengunjung memadati stan mobil pada pembukaan International Indonesia Motor Show (IIMS) 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakpus, Kamis (19/9). Pada pameran tersebut hampir semua Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mengeluarkan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) yang dijual rata-rata di bawah Rp. 100 juta. (ANTARA FOTO/Saptono)
Jakarta, 24/9 (Antara) - Pakar di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Profesor Prawoto mengatakan low cost green car (mobil murah ramah lingkungan) tidak cocok untuk dijual di Jakarta.
"Jakarta itu memerlukan transportasi massal. Kalau transportasi massal nyaman sudah terpenuhi, orang-orang lebih suka naik transportasi massal," ujar Prawoto yang menjabat sebagai Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan perkembangan transportasi massal di Jakarta saat ini terbilang lambat, namun mulai dipercepat dengan penambahan koridor Transjakarta dan pembangunan fasilitas MRT.
"Mobil murah itu lebih cocok dilempar ke daerah, yang beban jalannya belum berat. Kalau di Jakarta, pastinya menambah kemacetan," tambah dia.
Namun, Prawoto mengakui dengan adanya mobil murah maka akan meningkatkan investasi dan membuka lapangan kerja.
"Sesuai dengan namanya, mobil tersebut harus menggunakan BBM non subsidi atau pertamax," ujarnya dan menambahkan mobil murah itu juga harus menggunakan komponen lokal.
Menurut dia, kendaraan tersebut tidak lagi ramah lingkungan ketika menggunakan BBM subsidi dengan nilai oktan dibawah 90.
Untuk itu, Prawoto mengusulkan agar produsen mobil untuk tidak memberi garansi jika mobil tersebut menggunakan BBM subsidi.
"Jakarta itu memerlukan transportasi massal. Kalau transportasi massal nyaman sudah terpenuhi, orang-orang lebih suka naik transportasi massal," ujar Prawoto yang menjabat sebagai Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan perkembangan transportasi massal di Jakarta saat ini terbilang lambat, namun mulai dipercepat dengan penambahan koridor Transjakarta dan pembangunan fasilitas MRT.
"Mobil murah itu lebih cocok dilempar ke daerah, yang beban jalannya belum berat. Kalau di Jakarta, pastinya menambah kemacetan," tambah dia.
Namun, Prawoto mengakui dengan adanya mobil murah maka akan meningkatkan investasi dan membuka lapangan kerja.
"Sesuai dengan namanya, mobil tersebut harus menggunakan BBM non subsidi atau pertamax," ujarnya dan menambahkan mobil murah itu juga harus menggunakan komponen lokal.
Menurut dia, kendaraan tersebut tidak lagi ramah lingkungan ketika menggunakan BBM subsidi dengan nilai oktan dibawah 90.
Untuk itu, Prawoto mengusulkan agar produsen mobil untuk tidak memberi garansi jika mobil tersebut menggunakan BBM subsidi.
Pewarta: Indriani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: