Jakarta (ANTARA) - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengemukakan bahwa pembenahan atau moderenisasi terminal penting untuk mempermudah pengguna mendapatkan layanan angkutan umum. "Terminal bus dan angkutan umum merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam pengoperasiannya. Modernisasi terminal dilakukan untuk memudahkan pengguna mendapatkan layanan angkutan umum yang diinginkan," kata Djoko kepada pers di Jakarta, Minggu.

Menurut Djoko, terminal sebagai tempat untuk mengawali dan mengakhiri perjalanan serta
berganti moda dan transfer. Merujuk data dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Desember 2023, jalan nasional yang mendukung simpul transportasi masih belum seluruhnya terhubung.
Simpul transportasi terminal penumpang yang sudah terhubung jalan nasional sebanyak 86 terminal tipe A (73 persen). Sedangkan yang belum terakses langsung jalan nasional sebanyak 36 terminal tipe A (27 persen).

Adapun perencanaan terminal penumpang meliputi rencana lokasi dan kebutuhan simpul terminal penumpang, penetapan simpul dan lokasi terminal penumpang, serta tipe dan kelas terminal penumpang.

Baca juga: Pemprov DKI segera revitalisasi empat terminal bus
Selain itu, simpul transportasi harus memperhatikan keterpaduan antarmoda angkutan dan kemudahan akses pada simpul transportasi yang meliputi bandar udara, pelabuhan, stasiun kereta api dan pusat kegiatan yang harus dilengkapi dengan fasilitas pendukung integrasi perpindahan moda angkutan umum.

Lalu, proses kedatangan dan keberangkatan dalam terminal transportasi juga harus menjadi perhatian pada perencanaan (planning), perancangan (design) dan operasional serta penyediaan fasilitas di terminal.

Di Indonesia, kata Djoko, beberapa terminal juga berfungsi sosial, yakni membantu calon penumpang yang tidak memiliki sejumlah uang yang cukup untuk melanjutkan perjalanan. "Biasanya bekerjasama dengan Dinas Sosial setempat agar PO Bus yang dititipkan penumpang tidak mengalami kerugian," katanya.

Djoko menjelaskan, berdasarkan Penyusunan Pedoman Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Modern pada November 2023, ada 10 sistem dalam pembangunan Manajemen Terminal Modern berbasis Inteligent Transport System (ITS) antara lain sistem penerbitan tiket untuk menjual tiket bus dengan tunai atau melalui kartu (debit/kredit) dan uang digital.

Baca juga: Terminal Blok M jadi kawasan transit mulai 2024
Lalu sistem digital kios untuk menjual tiket bus dengan kartu (debit/kredit), mereservasi dan menerbitkan tiket fisik dan digital, sistem pemesanan daring (online) untuk membantu penumpang membeli tiket melalui web atau aplikasi bergerak (mobile) dimana saja dan kapan saja.

Kemudian sistem manajemen terminal untuk membantu mengelola keluar-masuk bus dan sistem pengumuman suara untuk menyiarkan informasi bus di dalam terminal melalui suara. Selain itu sistem pengumuman untuk menunjukkan informasi pengoperasian bus di dalam terminal melalui papan yang berisi informasi keberangkatan dan kedatangan bus.

Informasi transfer penumpang yang terintegrasi dengan moda lainnya, seperti moda kereta Light Rail Transit (LRT), Trans Metro Bandung dan Trans Metro Pasundan.

Sistem manajemen integrasi untuk mengatur mengontrol data di masing-masing sistem secara nyata dan sistem petunjuk lokasi untuk memberikan informasi lokasi yang berisi tata letak lingkungan terminal kepada pengunjung terminal.
"Terakhir sistem kontrol kondisi pengemudi dan awak kendaraan untuk mengetahui kondisi yang masuk terminal, supaya dapat meminimalisir kejadian kecelakaan yang terjadi dikarenakan kelalaian pengemudi seperti mengantuk dan kelelahan," ujar Djoko.

Baca juga: Loket AKAP Terminal Kalideres beroperasi kembali usai direvitalisasi