Depok (ANTARA) -
Pasangan Suami Istri Imam Pesuwaryantoro dan Anjar Ningtias berhasil mengubah sampah alat peraga kampanye Pemilu 2024 menjadi prototype produk kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Pertama-tama desain disesuaikan dengan konsep nusantara sebagai motif atau corak desain produk totebag," kata Imam Pesuwaryantoro dalam keterangannya, Minggu.

Ia menjelaskan proses pembuatan upcycling produk kreatif berbahan dasar kombinasi material (poly-vinyl chloride) dari Sampah APK (Alat Peraga Kampanye) yang dirajut pada kain felt memerlukan waktu pengerjaan 2 hingga 3 jam dengan pola desain nusantara sebagai luaran produk berupa totebag dimana terbuat dari 15 sampah botol plastik.

Setelah sudah dibuat pola dan motif, kombinasi material bahan baku bisa dijahit serta disesuaikan dengan ukuran bahan baku pada desain totebag yang ingin diproduksi.

Konsep ini sejalan dengan Program Ekonomi Sirkular adalah bagian penting dari solusi komprehensif dikarenakan sebagai bagian dari Program yang berkelanjutan berbasis SDGs no 11 Sustainable Cities and Communities, SDGs no 12 Responsible Consumption and Production, dan SDGs No.17 Partnership For The Goals.

Untuk itu kata Imam, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia terutama para caleg DPRD Kota/Kabupaten, Provinsi, DPR RI dan DPD RI untuk mulai melakukan pemilahan sampah APK Pemilu 2024 sebagai Program Strategis EPR (Extended Producer Responsibility).

Menurut dia dampak lingkungan dari pemasangan baliho dapat menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan dan dampak ekologisnya, karena bahan yang digunakan terbuat dari plastik yang membutuhkan 400 tahun lebih untuk bisa terurai dan terdekomposisi.

Imam sebagai Changemakers Pemuda Kota Bekasi menjelaskan sampah ini berbahan dasar kain felt dari sampah botol plastik dan kombinasi material PVC (poly-vinyl chloride) akan dilombakan pada Ajang Lomba Inovasi Tingkat Internasional yang bernama "International Exhibition of Invention of Geneva" pada 17 - 21 April 2024.

Lomba inovasi ini diikuti lebih dari 45 negara yang berpartisipasi dan dihadiri lebih dari 30.000 pengunjung yang akan ikut meramaikan sebagai ekosistem proses business matching antara inovator, investor dan pemangku stakeholder (Akademisi, Business, Government, Community, and Media)

Baca juga: Mahasiswa Unram olah sampah organik jadi pewarna alami "totebag"

Baca juga: Cara bikin tas jinjing dari kaus bekas