Paris (ANTARA News) - Organisasi polisi internasional, Interpol mengutuk keras serangan, Sabtu (21/9), di Westgate Shopping Center, Nairobi, dan menjanjikan dukungan penuh buat Pemerintah Kenya dalam penyelidikan mereka, kata Interpol di dalam satu pernyataan, Minggu.

"Serangan terhadap pusat pertokoan ini telah menewaskan banyak warga sipil yang tak berdosa. Itu adalah pertumpahan darah yang membuat terkejut warga di semua negara," kata Sekretaris Jenderal Interpol Ronald K. Noble di dalam pernyataan tersebut.

Interpol mengutuk "serangan tak berperasaan ini" dan menyampaikan "belasungkawa kepada keluarga dan orang yang dicintai oleh korban", tambah Noble.

Kelompok gerilyawan Somalia Ash-Shabaab dilaporkan mengaku bertanggung-jawab atas serangan itu, dan Kepala Interpol tersebut merujuk peristiwa tersebut sebagai serangan teror yang diserukan belum lama ini oleh pemimpin Al Qaida, Ayman Az-Zawahiri, demikian laporan Xinhua.

Peristiwa itu dilakukan pada Sabtu pagi oleh beberapa tersangka gerilyawan yang melancarkan serangan mematikan di pusat pertokoan yang sering dikunjungi warga Kenya yang kaya dan orang asing di Ibu Kota negeri tersebut, Nairobi.

Serangan itu, menurut gerilyawan, adalah pembalasan atas aksi militer negara Afrika Timur itu terhadap kelompok gerilyawan Ash-Shabaab di Somalia.

Interpol menawar penggelaran Tim Reaksi Peristiwa yang terdiri atas petugas ahli forensik, ahli anti-teror dan analis setelah serangan di pertokoan di Nairobi.

Menurut laporan paling akhir media, baku-tembak baru terjadi di pusat pertokoan itu pada Minggu, saat pasukan keamanan Kenya berusaha mendesak dan menyelamatkan sandera yang disekap oleh sebanyak 15 pria bersenjata selama lebih dari 24 jam.

Masyarakat Palang Merah Kenya melaporkan jumlah korban jiwa dalam serangan tersebut telah naik jadi 68, setelah sembilan mayat lagi ditemukan di bangunan itu pada Minggu. Hampir 50 orang masih belum ditemukan dalam ketegangan antara pasukan keamanan Kenya dan tersangka anggota Ash-Shabaab itu.


Penerjemah: Chaidar Abdullah