CELIOS: Pangan jadi PR yang perlu segera diselesaikan pemerintah baru
16 Februari 2024 20:54 WIB
Tangkapan Layar - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira dalam konferensi pers bertajuk Mencermati Agenda KTT G20 dan Pendanaan Transisi Energi di Jakarta, Kamis (17/11/2022). ANTARA/Muhammad Heriyanto/am.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa menjaga ketahanan pangan merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan oleh pemerintah baru yang terpilih.
“Ketahanan pangan menjadi salah satu hal yang harus diselesaikan (oleh pemerintah baru) untuk mendapatkan kredibilitas maupun kepercayaan dari masyarakat,” ujar Bhima Yudhistira saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia menyatakan bahwa sekarang ini masyarakat sedang menghadapi kondisi yang sulit karena naiknya harga dan kelangkaan stok bahan pangan menjelang bulan Ramadhan, terutama beras.
Selain menstabilkan harga dan menyediakan stok pangan, dia juga menuturkan bahwa pemerintah terpilih harus mampu menjaga ketersediaan pupuk untuk meningkatkan produksi para petani.
Bhima menyatakan bahwa di samping persoalan domestik, pemerintah baru juga dihadapkan pada perekonomian global yang melambat.
Baca juga: Celios: Konsumsi rumah tangga perlu terus digenjot
Baca juga: Ekonom nilai kenaikan suku bunga BI akan menekan konsumsi masyarakat
Menurutnya, situasi global saat ini tidak berpihak kepada Indonesia karena harga komoditas yang anjlok serta perekonomian negara-negara mitra yang menurun, seperti China dan Jepang.
Selain itu, Amerika Serikat yang menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia juga sedang menyelenggarakan pemilu, sehingga ada kemungkinan kebijakan moneter akan berubah atau arus modal yang masuk ke Indonesia dari berbagai investor Amerika berkurang.
“Situasi yang dihadapi oleh pemerintahan yang baru nanti itu adalah situasi yang sangat menantang,” kata Bhima.
Ia pun berharap berbagai pos perekonomian dalam kabinet yang terbentuk nanti akan diisi oleh kalangan profesional yang amat memahami kebijakan ekonomi.
“Karena kalau terlalu banyak politisi yang masuk di bidang ekonomi ini juga akan menurunkan kredibilitas (pemerintah terpilih),” ucapnya.
Baca juga: HIPMI: PR pemerintah baru buat terobosan energi, pangan, dan kesehatan
Baca juga: Ekonom: UMKM isu lingkungan miliki pasar lebih luas
“Ketahanan pangan menjadi salah satu hal yang harus diselesaikan (oleh pemerintah baru) untuk mendapatkan kredibilitas maupun kepercayaan dari masyarakat,” ujar Bhima Yudhistira saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia menyatakan bahwa sekarang ini masyarakat sedang menghadapi kondisi yang sulit karena naiknya harga dan kelangkaan stok bahan pangan menjelang bulan Ramadhan, terutama beras.
Selain menstabilkan harga dan menyediakan stok pangan, dia juga menuturkan bahwa pemerintah terpilih harus mampu menjaga ketersediaan pupuk untuk meningkatkan produksi para petani.
Bhima menyatakan bahwa di samping persoalan domestik, pemerintah baru juga dihadapkan pada perekonomian global yang melambat.
Baca juga: Celios: Konsumsi rumah tangga perlu terus digenjot
Baca juga: Ekonom nilai kenaikan suku bunga BI akan menekan konsumsi masyarakat
Menurutnya, situasi global saat ini tidak berpihak kepada Indonesia karena harga komoditas yang anjlok serta perekonomian negara-negara mitra yang menurun, seperti China dan Jepang.
Selain itu, Amerika Serikat yang menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia juga sedang menyelenggarakan pemilu, sehingga ada kemungkinan kebijakan moneter akan berubah atau arus modal yang masuk ke Indonesia dari berbagai investor Amerika berkurang.
“Situasi yang dihadapi oleh pemerintahan yang baru nanti itu adalah situasi yang sangat menantang,” kata Bhima.
Ia pun berharap berbagai pos perekonomian dalam kabinet yang terbentuk nanti akan diisi oleh kalangan profesional yang amat memahami kebijakan ekonomi.
“Karena kalau terlalu banyak politisi yang masuk di bidang ekonomi ini juga akan menurunkan kredibilitas (pemerintah terpilih),” ucapnya.
Baca juga: HIPMI: PR pemerintah baru buat terobosan energi, pangan, dan kesehatan
Baca juga: Ekonom: UMKM isu lingkungan miliki pasar lebih luas
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024
Tags: