Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan salah satu kendala dalam program konversi sepeda motor konvensional berbahan bakar fosil menjadi sepeda motor listrik, yakni kelengkapan surat kendaraan.

"Yang mendaftar banyak, ternyata banyak yang STNK-nya "bodong". Jadi, pada takut mendaftar," ungkap Arifin saat temu media di di Gedung Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.

Kendati demikian, kata dia, pemerintah terus berusaha untuk menggenjot program konversi motor listrik tersebut untuk mengurangi emisi hingga impor BBM.

"Kami tetap usahakan, kalau tidak pakai cara apa lagi? motor baru belum bangun. Cara satu-satunya motor-motor tua ini yang harus kami bisa coba dorong untuk dikonversi," kata dia.

Diketahui, Kementerian ESDM) mencatat hingga Desember 2023 terdapat 181 permohonan konversi motor listrik.

"Realisasi program konversi listrik, jadi sudah ada permohonan 181 permohonan selesai dikonversi," ucap Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu saat konferensi pers "Capaian Kinerja Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Ditjen EBTKE" di Jakarta, Kamis (18/1).

Kementerian ESDM juga telah melaksanakan berbagai program dalam rangka peningkatan ekosistem konversi motor listrik melalui perbaikan regulasi konversi motor listrik (Permen ESDM Nomor 13 Tahun 2023), salah satunya peningkatan insentif dari Rp7 juta menjadi Rp10 juta.

Upaya lain untuk meningkatkan ekosistem konversi motor listrik, yakni penyiapan bengkel konversi dan pelaksanaan pelatihan/workshop. Saat ini, terdapat 28 bengkel konversi telah bersertifikat Kemenhub dan 13 bengkel konversi telah masuk platform digital dengan kapasitas konversi 38.124 unit/tahun.

Kementerian ESDM juga telah menyelenggarakan pelatihan dan workshop di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi dengan total 617 peserta dari SMK otomotif, bengkel UMKM, bengkel universitas, dan balai latihan kerja.

Pada 2023, ditargetkan sebanyak 50.000 unit sepeda motor mengikuti program konversi dan 2024 sebanyak 150.000 unit dengan besaran bantuan yang diberikan Rp7 juta per unit untuk motor konversi. Pemerintah saat ini menaikkan besaran subsidi untuk motor konversi menjadi Rp10 juta.

Latar belakang program tersebut merupakan komitmen pemerintah untuk menurunkan 31,8 persen emisi gas rumah kaca pada 2030 mendatang, mengurangi impor BBM dan kompensasi oleh pemerintah serta penghematan biaya bahan bakar bagi masyarakat.

Selain itu, program konversi akan memberikan dampak positif pada peningkatan konsumsi listrik sebesar 15 GWh, penurunan emisi sebesar 30.000 ton dan pengurangan impor BBM sebesar 20.000 kiloliter yang secara langsung menghemat devisa negara sebesar 10 juta dolar AS.

Baca juga: KESDM: hingga akhir 2023 ada 181 permohonan konversi motor listrik
Baca juga: Pemerintah kampanyekan konversi motor listrik di Samarinda