Jakarta (ANTARA) - Dr dr R. Angga Kartiwa, Sp.M(K), M.Kes dari Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung mengatakan, tumor kelopak mata dapat menyerang seluruh area kelopak mata, dan menyerang kulit permukaan yang bentuknya mirip seperti bintitan.
"Selain benjolan juga, biasanya kalau tumor itu dekat ujung kelopak mata, bulu mata di sana hilang, yang disebut ketamadarosis," ujar Angga dalam "Ada Benjolan di Kelopak Mata, Tanda Kanker?" yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat.
Tumor tersebut, ujarnya, juga dapat menyerang lapisan dalam kelopak mata. Sejumlah tanda lain dari tumor itu yang dia sebutkan adalah luka yang tidak sembuh-sembuh dan mudah berdarah, serta tahi lalat
Sejumlah faktor yang menyebabkan tumor kelopak mata, ujarnya, adalah seringnya terkena paparan sinar matahari, terutama karena hidup di negara tropis. Adapun kebiasaan lain, ujarnya, adalah merokok.
"Bukan asap rokoknya, tapi kandungannya," dia menjelaskan.
Gen seseorang, katanya, juga berpengaruh dalam perkembangan tumor tersebut.
Angga mengatakan, setiap orang memiliki batas ketahanan masing-masing. Oleh karena itu, ujarnya, meski hampir semua orang terkena sinar matahari, ada yang terkena tumor tersebut, dan ada yang baik-baik saja.
Dia menjelaskan, biasanya tumor yang jinak tidak mengganggu penglihatan, kecuali sudah besar bentuknya. Adapun tumor yang sudah ganas, ujarnya, dapat mengganggu jika sampai masuk ke dalam rongga mata
"Atau dia menutupi, masuk, misalkan ya, membuat masalah di kornea. Atau membuat masalah di syaraf mata, sehingga pasien mengeluh buram," katanya.
Dokter itu menambahkan, pengetahuan mengenai tumor di kelopak mata masih minim, padahal hal itu dapat menjadi salah satu upaya untuk mencegah agar tidak terkena tumor tersebut. Ada tiga hal yang membuat tumor tersebut berkembang, yaitu sifat tumor itu sendiri, eksposur terhadap faktor-faktor risiko terus-menerus, serta ketidaktahuan pasien.
Dokter itu mengatakan bahwa pasien biasanya tidak merasakan gejala-gejala tumor tersebut, dan baru datang saat terjadi gangguan penglihatan akibat itu, sehingga mereka membutuhkan pengobatan lebih lanjut.
Angga mengingatkan, apabila menemukan luka atau benjolan yang membesar di kelopak mata, sebaiknya tidak diobati sendiri, seperti dengan pengobatan tradisional, atau digaruk-garuk, dan lebih baik diperiksakan ke dokter.
Untuk mencegah tumor agar tidak mengganas, ujarnya, perlu dilakukan pada pola hidup, seperti menggunakan proteksi saat berada di luar ruangan agar tidak terkena sinar ultraviolet (UV), misalnya dengan menggunakan topi. Selain itu, mengurangi rokok.
"kalau misalkan perokok, pasif biasanya, jauhi lingkungan rokok pasif. Seperti itu. Atau aktif, ya merokoknya dikurangi," dia menjelaskan.
Yang paling penting, ujarnya, adalah melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter.
Baca juga: Dokter: Ukur lingkar kepala anak secara rutin untuk deteksi tumor
Baca juga: Ilmuwan China usulkan metode baru untuk terapi tumor yang efisien
Baca juga: Kenali xanthelasma, bercak di kelopak mata karena kolesterol
Waspadai gejala tumor kelopak mata yang mirip bintitan
16 Februari 2024 16:23 WIB
Ilustrasi mata (ANTARA/Pexels/Victoria Emerson)
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: