Adik Kim Jong-un sebut Korut buka hubungan lebih baik dengan Jepang
16 Februari 2024 10:41 WIB
Kim Yo Jong (baris kedua, paling kanan, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengikuti rapat pleno Komite Pusat Partai Buruh Korea (WPK) di Pyongyang, Korut, (26/2/2023), dalam foto yang dirilis KCNA. ANTARA FOTO/KCNA/aww.
Seoul (ANTARA) - Adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan rezimnya terbuka untuk meningkatkan hubungannya dengan Jepang, termasuk mengundang pemimpin Jepang tersebut ke Pyongyang, Kamis (15/2).
Pernyataan Kim Yo-jong tercetus setelah Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan dalam pidatonya pekan lalu bahwa dia merasakan “kebutuhan yang kuat” untuk mengubah hubungan saat ini antara Tokyo dan Pyongyang, dan bahwa dia saat ini sedang melakukan aktivitas terkait.
"Saya pikir tidak ada alasan untuk tidak menghargai pidatonya baru-baru ini sebagai pidato yang positif, jika hal itu didorong oleh niatnya yang sebenarnya untuk dengan berani melepaskan diri dari belenggu masa lalu dan meningkatkan hubungan Korea Utara-Jepang," kata Kim Yo-jong dalam laporan berbahasa Inggris oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Kim Yo-jong menambahkan ada kemungkinan bahwa kunjungan perdana menteri Jepang ke Pyongyang akan terjadi, bila Tokyo dapat menanggalkan kebiasaan buruknya yang tidak masuk akal, dengan menarik Korut atas hak sahnya membela diri dan tidak memberikan halangan seperti isu penculikan yang dinilainya sudah terselesaikan.
Isu penculikan telah menjadi salah satu halangan utama dalam normalisasi diplomasi antara Korea Utara dan Jepang selama beberapa dekade.
Jepang mengeklaim telah mengkonfirmasi penculikan 17 warga Jepang oleh Korea Utara pada tahun 1970-an dan 1980-an untuk pendidikan bahasa bagi mata-mata Korea Utara.
Baca juga: Jepang dan Korut bertemu informal, bahas kasus penculikan masa lalu
“Saya pikir kepemimpinan negara kita masih belum mempunyai gagasan untuk memperbaiki hubungan Korea Utara-Jepang dan tidak tertarik untuk melakukan kontak,” katanya.
"Penting untuk memperhatikan niat tersembunyi Perdana Menteri Kishida di masa depan," ujar Kim Yo-jong menambahkan.
Sementara itu, sebuah media Jepang melaporkan awal pekan ini bahwa Kishida sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Korea Selatan pada akhir Maret dan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Yoon Suk-yeol, yang akan menandai kunjungan kedua pemimpin Jepang itu.
Baca juga: Menlu Rusia: Jepang, Korsel, AS siap berperang dengan Korut
Baca juga: Korsel ingin perkuat kerja sama dengan AS-Jepang hadapi ancaman Korut
Sumber: Yonhap
Pernyataan Kim Yo-jong tercetus setelah Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan dalam pidatonya pekan lalu bahwa dia merasakan “kebutuhan yang kuat” untuk mengubah hubungan saat ini antara Tokyo dan Pyongyang, dan bahwa dia saat ini sedang melakukan aktivitas terkait.
"Saya pikir tidak ada alasan untuk tidak menghargai pidatonya baru-baru ini sebagai pidato yang positif, jika hal itu didorong oleh niatnya yang sebenarnya untuk dengan berani melepaskan diri dari belenggu masa lalu dan meningkatkan hubungan Korea Utara-Jepang," kata Kim Yo-jong dalam laporan berbahasa Inggris oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Kim Yo-jong menambahkan ada kemungkinan bahwa kunjungan perdana menteri Jepang ke Pyongyang akan terjadi, bila Tokyo dapat menanggalkan kebiasaan buruknya yang tidak masuk akal, dengan menarik Korut atas hak sahnya membela diri dan tidak memberikan halangan seperti isu penculikan yang dinilainya sudah terselesaikan.
Isu penculikan telah menjadi salah satu halangan utama dalam normalisasi diplomasi antara Korea Utara dan Jepang selama beberapa dekade.
Jepang mengeklaim telah mengkonfirmasi penculikan 17 warga Jepang oleh Korea Utara pada tahun 1970-an dan 1980-an untuk pendidikan bahasa bagi mata-mata Korea Utara.
Baca juga: Jepang dan Korut bertemu informal, bahas kasus penculikan masa lalu
“Saya pikir kepemimpinan negara kita masih belum mempunyai gagasan untuk memperbaiki hubungan Korea Utara-Jepang dan tidak tertarik untuk melakukan kontak,” katanya.
"Penting untuk memperhatikan niat tersembunyi Perdana Menteri Kishida di masa depan," ujar Kim Yo-jong menambahkan.
Sementara itu, sebuah media Jepang melaporkan awal pekan ini bahwa Kishida sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Korea Selatan pada akhir Maret dan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Yoon Suk-yeol, yang akan menandai kunjungan kedua pemimpin Jepang itu.
Baca juga: Menlu Rusia: Jepang, Korsel, AS siap berperang dengan Korut
Baca juga: Korsel ingin perkuat kerja sama dengan AS-Jepang hadapi ancaman Korut
Sumber: Yonhap
Penerjemah: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: