Banjarmasin (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilihan Umum Kalimantan Selatan (Bawaslu Kalsel) menyoroti kondisi petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (kpps) yang ditemukan sebagian mengalami kelelahan akibat keterlambatan kedatangan logistik pemilu di tps pada satu hari sebelum pemungutan suara.

"Jadi ternyata ada petugas kpps yang kurang tidur akibat malam hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara menunggu kedatangan logistik pemilu," kata Ketua Bawaslu Kalsel Aries Mardiono di Banjarmasin, Kamis.

Aries menyebut pergeseran logistik pemilu dari kecamatan ke tps perlu dievaluasi sehingga tidak mengganggu kondisi fisik dan mental petugas kpps.

"Jangan sampai lagi logistik tiba di tps dini hari, padahal besok paginya harus bekerja satu hari penuh melakukan pemungutan dan penghitungan suara," tegasnya.

Adapun dampak yang terjadi, tambah Aries, petugas kpps tidak bisa menyelesaikan penghitungan suara sehingga ditunda untuk dilanjutkan malam hari.

Bahkan di salah satu tps di Banjarmasin baru bisa menyelesaikan penghitungan suara sampai Kamis pagi.

Di sisi lain, secara umum Aries menilai hari H pelaksanaan pemilu berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Begitu juga untuk dugaan pelanggaran pidana pemilu yang serius tidak ditemukan ataupun adanya laporan dari masyarakat tidak diterima Bawaslu Kalsel dan jajarannya.

Hanya ada beberapa temuan surat suara kurang atau dpt yang tertukar dengan tps lain, namun semuanya bisa diatasi sehingga tidak berdampak terganggunya kelancaran proses pemungutan suara secara luas.

"Kita harus apresiasi kinerja KPU Kalsel yang dibantu aparat keamanan dalam suksesnya pemilu tahun ini," ucapnya.

Baca juga: Dua anggota kpps di Makassar meninggal diduga kelelahan

Baca juga: Ketua KPPS di Kuantan Singingi meninggal dunia saat bertugas