Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange jatuh pada Jumat (Sabtu pagi WIB), memberikan kembali lebih dari setengah keuntungan besar sehari sebelumnya, tetapi masih mengakhiri seminggu 1,8 persen lebih tinggi.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember anjlok 36,8 dolar AS, atau 2,69 persen, menjadi ditutup pada 1.332,5 dolar AS per ounce. Pada Kamis (19/9), emas melonjak 61,7 dolar AS, atau 4,7 persen, menjadi menetap di 1.369,3 dolar AS per ounce, menandai penutupan tertinggi sejak 9 September, lapor Xinhua.

Analis pasar percaya penurunan pada Jumat adalah reaksi logis untuk lompatan besar dalam emas setelah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk tetap melanjutkan program pembelian obligasi bulanan bank sentral sebesar 85 miliar dolar AS, yang mengejutkan banyak pelaku pasar.

Pasar juga bereaksi terhadap indikasi bahwa pengurangan stimulus dalam jumlah kecil kemungkin dilakukan pada Oktober, meredam permintaan pasar untuk emas sebagai penyimpan nilai.

Ketua Fed St. Louis James Bullard mengatakan perbaikan yang sedang berlangsung dalam data pasar tenaga kerja relatif terhadap September lalu akan meningkatkan kemungkinan pengurangan stimulus, tetapi ia juga mencatat itu ditentukan inflasi yang rendah, The Fed mampu untuk bersabar dalam menilai pembelian aset.

Sampai Kamis, harga emas berjangka merosot sekitar 18 persen sepanjang tahun ini, karena beberapa investor kehilangan kepercayaan pada logam mulia sebagai alternatif investasi di tengah reli di pasar saham AS dan inflasi yang rendah.

Sementara perak untuk pengiriman Desember turun 1,365 dolar AS, atau 5,86 persen, menjadi ditutup pada 21,927 dolar AS per ounce.


Penerjemah: Apep Suhendar