Teknologi i-stop Skyactiv Mazda hemat 10% bahan bakar
20 September 2013 17:46 WIB
All New Mazda Model berpose memperkenalkan All New Mazda CX5 di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (19/9). Mazda motor Indonesia memperkenalkan varian terbaru dengan teknologi Skyactiv dari transmisi, suspensi, struktur bodi, material dan desain. (ANTARA FOTO/Paramayuda) ()
Jakarta (ANTARA News) - Sistem i-stop atau idle-stop dalam teknologi Skyactiv yang digunakan di mesin-mesin Mazda dapat menghemat konsumsi bahan bakar kendaraan dengan cukup signifikan.
Menurut PR Expert PT Mazda Motor Indonesia, Dwi Parileksono, dengan sistem baru tersebut konsumsi bahan bakar kendaraan Mazda bisa lebih hemat 10 persen dibanding yang tidak menggunakan.
"Saya rasa cukup signifikan, bisa mencapai 10 persen penghematannya," kata Dwi dalam satu acara di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan bahwa sistem i-stop melakukan penghematan dengan cara mematikan mesin saat pedal rem ditekan dan otomotis menghidupkan mesin saat pedal rem dilepaskan.
"Tapi tidak setiap pedal rem ditekan kemudian mesin mati, ada beberapa faktor yang bisa mematikan mesinnya," katanya.
Faktor tersebut seperti energi yang dibutuhkan serta suhu udara kabin harus sesuai agar mesin mati. "Kalau kedua hal itu tidak terpenuhi ya mesin tidak akan mati," katanya.
Menurutnya, seringnya mesin dimatikan kemudian dinyalakan kembali tersebut tidak akan memengaruhi sistem pemanasan mobil dan bahan bakar. "Karena kami menggunakan regeneratif energi," katanya.
Dia juga memastikan bahwa saat mesin mati, alat-alat elektronik lainnya tidak terpengaruh dan masih bisa berfungsi seperti sistem audio dan pengingin udara.
"Jadi, meski mesin mati, penumpang tidak akan kepanasan," katanya.
Penggunaan sistem i-stop dalam teknologi Skyactiv, menurut Dwi sudah digunakan di beberapa varian mobil keluaran Mazda.
Varian terbaru yang menggunakan sistem ini yakni Mazda Biante yang menggunakan teknologi Skyactiv untuk transmisi dan mesin. Sedangkan jenis Mazda 6 dan Mazda CX5 menggunakan seluruh teknologi Skyactiv yakni transmisi, mesin, suspensi dan body.
Menurut PR Expert PT Mazda Motor Indonesia, Dwi Parileksono, dengan sistem baru tersebut konsumsi bahan bakar kendaraan Mazda bisa lebih hemat 10 persen dibanding yang tidak menggunakan.
"Saya rasa cukup signifikan, bisa mencapai 10 persen penghematannya," kata Dwi dalam satu acara di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013 di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan bahwa sistem i-stop melakukan penghematan dengan cara mematikan mesin saat pedal rem ditekan dan otomotis menghidupkan mesin saat pedal rem dilepaskan.
"Tapi tidak setiap pedal rem ditekan kemudian mesin mati, ada beberapa faktor yang bisa mematikan mesinnya," katanya.
Faktor tersebut seperti energi yang dibutuhkan serta suhu udara kabin harus sesuai agar mesin mati. "Kalau kedua hal itu tidak terpenuhi ya mesin tidak akan mati," katanya.
Menurutnya, seringnya mesin dimatikan kemudian dinyalakan kembali tersebut tidak akan memengaruhi sistem pemanasan mobil dan bahan bakar. "Karena kami menggunakan regeneratif energi," katanya.
Dia juga memastikan bahwa saat mesin mati, alat-alat elektronik lainnya tidak terpengaruh dan masih bisa berfungsi seperti sistem audio dan pengingin udara.
"Jadi, meski mesin mati, penumpang tidak akan kepanasan," katanya.
Penggunaan sistem i-stop dalam teknologi Skyactiv, menurut Dwi sudah digunakan di beberapa varian mobil keluaran Mazda.
Varian terbaru yang menggunakan sistem ini yakni Mazda Biante yang menggunakan teknologi Skyactiv untuk transmisi dan mesin. Sedangkan jenis Mazda 6 dan Mazda CX5 menggunakan seluruh teknologi Skyactiv yakni transmisi, mesin, suspensi dan body.
Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: