Sayuran asal Tanah Karo dipenuhi abu Sinabung
19 September 2013 23:37 WIB
Petani Tomat Sinabung Seorang petani memilih tomat yang akan dipanen di Desa Brastepu dengan latar belakang Gunung Sinabung mengeluarkan debu vulkanik, Karo, Sumut, Kamis (19/9). Pasca erupsi Gunung Sinabung, penjualan tomat menurun dari hari-hari biasanya, dijual dengan harga Rp3.000/kg. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Langkat, Sumut (ANTARA News) - Pedagang pasar tradisional di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara keluhkan sayuran asal Tanah Karo yang dipenuhi abu letusan Gunung Sinabung sehingga kotor dan berdebu.
"Sejumlah sayuran asal Tanah Karo dipenuhi abu," kata salah seorang pedagang pasar tradisional Tanjungpura, Rasti di Tanjungpura, Kamis.
Sayuran yang dipenuhi abu seperti kol, kentang, cabai, tomat, dan sejumlah sayuran lainnya yang berasal dari Tanah Karo, katanya.
Rasti juga menjelaskan bila sebelumnya sayuran asal Tanah Karo ini bersih, dan tidak ada abu, kini disayuran tersebut terlihat banyak abu vulkanik sinabung.
"Sayuran yang diadatangkan terlihat kotor dan berdebu," ungkapnya.
Rasti menjelaskan kemungkinan ini terjadi disebabkan walaupun ada erupsi gunung sinabung, mereka masih tetap memanen sayuran.
Meski sedikit kotor dan berabu, harga sayuran dari Tanah Karo ini juga mengalami kenaikan harga, meski kenaikannya hanya berkisar anatara Rp1.000 hingga Rp2.000 per kg.
Rasti memperkirakan jika gunung sinabung kembali meletus maka akan terjadi kelangkaan sayuran disejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Langkat.
Hal itu disebabkan pasokan terbesar sayuran tersebut berasal dari para petani yang ada di Tanah Karo.
Sementara itu Baktiar salah seorang petani sayuran di kecamatan Binjai menjelaskan bahwa pasokan sayuran yang dipasok oleh petani di daerahnya seperti genjer, kangkung, sawi, kacang panjang.
"Sayuran lainnya itu dipasok dari Tanah Karo, seperti kol, kentang, cabai, tomat," ungkapnya.
Kalau ada permintaan sayuran seperti kol, kentang, cabai, tomat, dalam jumlah besar tidak mungkin ada pasokan dari petani di kecamatan Binjai ini.
(KR-IFZ/B012)
"Sejumlah sayuran asal Tanah Karo dipenuhi abu," kata salah seorang pedagang pasar tradisional Tanjungpura, Rasti di Tanjungpura, Kamis.
Sayuran yang dipenuhi abu seperti kol, kentang, cabai, tomat, dan sejumlah sayuran lainnya yang berasal dari Tanah Karo, katanya.
Rasti juga menjelaskan bila sebelumnya sayuran asal Tanah Karo ini bersih, dan tidak ada abu, kini disayuran tersebut terlihat banyak abu vulkanik sinabung.
"Sayuran yang diadatangkan terlihat kotor dan berdebu," ungkapnya.
Rasti menjelaskan kemungkinan ini terjadi disebabkan walaupun ada erupsi gunung sinabung, mereka masih tetap memanen sayuran.
Meski sedikit kotor dan berabu, harga sayuran dari Tanah Karo ini juga mengalami kenaikan harga, meski kenaikannya hanya berkisar anatara Rp1.000 hingga Rp2.000 per kg.
Rasti memperkirakan jika gunung sinabung kembali meletus maka akan terjadi kelangkaan sayuran disejumlah pasar tradisional yang ada di Kabupaten Langkat.
Hal itu disebabkan pasokan terbesar sayuran tersebut berasal dari para petani yang ada di Tanah Karo.
Sementara itu Baktiar salah seorang petani sayuran di kecamatan Binjai menjelaskan bahwa pasokan sayuran yang dipasok oleh petani di daerahnya seperti genjer, kangkung, sawi, kacang panjang.
"Sayuran lainnya itu dipasok dari Tanah Karo, seperti kol, kentang, cabai, tomat," ungkapnya.
Kalau ada permintaan sayuran seperti kol, kentang, cabai, tomat, dalam jumlah besar tidak mungkin ada pasokan dari petani di kecamatan Binjai ini.
(KR-IFZ/B012)
Pewarta: Imam Fauzi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: