Jakarta (ANTARA) - Peneliti ekonomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan pesta demokrasi Pemilu 2024 bisa meningkatkan transaksi di sektor ritel (riil) hingga 5 persen.

"Prediksinya sekitar 4-5 persen sampai dengan hari pencoblosan, dan peningkatan tersebut terjadi terutama di sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan pemilu," kata Ketua Kelompok Riset Knowledge Based Economy Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN Bahtiar Rifai saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Proyeksi tersebut didapatkannya melihat dari rekam jejak empat pemilu sebelumnya yakni pada tahun 2004, 2009, 2014, serta 2019 yang memperlihatkan bahwa kondisi transaksi di sektor riil mengalami pelambatan pada masa sebelum pemilu, namun dua bulan menjelang pemungutan suara, kegiatan transaksi sektor ritel terus mengalami peningkatan.

Bahtiar menyampaikan sektor yang mengalami kenaikan secara langsung karena pemilu antara lain yakni sektor-sektor yang menunjang kegiatan kampanye dari para paslon maupun caleg di setiap daerah. Seperti industri makanan, logistik, konveksi, percetakan dan transportasi.

Selain itu ia juga menilai peningkatan proyeksi transaksi tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah sebanyak 57,3 persen dibandingkan pemilu sebelumnya.

Baca juga: Ekonom BRIN ungkap strategi perbesar surplus neraca perdagangan

Baca juga: BRIN kaji potensi dana wakaf untuk alternatif pembiayaan UMKM


"Kalau kita lihat ada lebih dari 9 ribu caleg, dan pengeluaran pemerintah juga naik khusus untuk pemilu tahun ini naik sekitar 57,3 persen menjadi Rp71,3 triliun, sebelumnya 2019 hanya Rp33,73 triliun," katanya.

Lebih lanjut Bahtiar menilai generasi milenial dan Z juga memiliki peranan penting dalam peningkatan transaksi di sektor ritel pada masa Pemilu 2024.

Menurutnya, keinginan dan idealisme generasi tersebut dalam kontestasi politik memberikan dampak langsung terhadap penjualan industri kecil.

"Partisipasi gen Z dan milenial di dalam pemilu pasti ada hubungannya dengan belanja baik belanja misalnya kuota, kemudian belanja atribusi pemilu, bahkan mereka akan berdiskusi, ngobrol, ketemu, beli kopi dan sebagainya itu akan cenderung meningkat dibandingkan pemilu sebelumnya," ujarnya.

Baca juga: Ekonom: Basis data penting jaga ketahanan-kendalikan harga pangan

Baca juga: Ekonom perkirakan ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 5 persen pada 2024