Medan (ANTARA) - Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023 Letnan Jenderal TNI (Purn) Edy Rahmayadi mengklaim ada "serangan fajar" sebelum hari pencoblosan Pemilu 2024 di Sumatera Utara.

"Ada istilahnya 'fajar' datang, masih terjadi. Pembantu saya mendapatkannya tengah malam, besarnya Rp200 ribu. Ini berarti rakyat kita belum dewasa," ujar Edy usai memberikan suaranya di TPS 042, Medan Johor, Medan, Rabu.

Pria yang juga Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumut pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan serta Muhaimin Iskandar ini menyesalkan kejadian tersebut.

Menurut Edy, hal itu juga memperlihatkan oknum-oknum pemimpin yang tidak mencintai bangsa.

Ketua Umum PSSI periode 2016-2019 tersebut pun meminta supaya hasutan berbalut iming-iming untuk memilih calon tertentu saat pemilu tidak lagi dilakukan.

Edy menegaskan, rakyat seharusnya diberikan hak sebebas-bebasnya untuk memilih pemimpin tanpa ada tekanan dari pihak mana pun.

"Rakyat itu hanya bisa diajak, diimbau, tidak bisa dipaksa. Memilih pemimpin itu hak rakyat dalam demokrasi," kata Panglima Kostrad tahun 2015-2018 itu.

Edy Rahmayadi pun berpesan agar semua pihak menjaga keamanan dan ketertiban Pemilu 2024 demi kebaikan bersama.

Edy tiba di TPS 042 pada pukul 09.06 WIB didampingi sang istri Nawal Lubis. Mereka datang dengan berjalan kaki lantaran tinggal sekitar 50 meter dari lokasi TPS tersebut.

TPS 042 di Medan Johor, Medan, yang melakukan pencoblosan mulai pukul 07.30 WIB, tercatat memiliki total 283 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) termasuk Edy dan istrinya.