Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Rabu sore kembali bergerak ke area negatif atau terkoreksi sebesar 142 poin terhadap dolar AS dengan tingkat volatilitas yang cukup tinggi.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore melemah nilainya sebesar 142 poin menjadi Rp11.324 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.182 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah bergerak dengan volatilitas yang cukup tinggi cenderung mengarah negatif. Apalagi yield obligasi surat utang negara (SUN) menunjukkan kenaikan sehingga menambah sentimen negatif bagi mata uang domestik," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.

Menurut Reza Priyambada, tampaknya sentimen pertemuan Bank Sentral AS atau the Fed dalam membahas pengurangan stimulus keuangannya cenderung menekan mata uang negara-negara berkembang (emerging market).

"Namun, pelemahan rupiah tidak sendirian, koreksi juga terjadi pada mata uang emerging market lainnya," kata dia.

Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova mengharapkan usaha pemerintah yang fokus untuk memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan dapat menahan rupiah tidak tertekan lebih dalam terhadap dolar AS.

Rully Nova mengemukakan bahwa pemerintah terus mengupayakan untuk meningkatkan ekspor agar defisit neraca transaksi berjalan tidak bertambah lebar.

Selain itu, lanjut dia, ekspektasi pasar terhadap pengurangan stimulus keuangan the Fed sebesar 10 miliar dolar AS juga akan sesuai dengan harapan.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.492 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.451 per dolar AS.