Beijing (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan Indonesia perlu memilik strategi jitu untuk membidik turis China yang sangat potensial.

Selain strategi yang jitu, Indonesia juga harus bergerak cepat untuk menangkap turis China yang sangat potensial tersebut, dan digarap lebih profesional, katanya, usai bertemu Ketua Administrasi Nasional Pariwisata China Shao Qiwei di Beijing, Selasa.

Dalam pertemuan itu, kedua pihak sepakat untuk memperbaharui nota kesepahaman Indonesia dan China bidang pariwisata yang ditandatangani kedua negara pada 2000.

Pembaharuan nota kesepahaman itu perlu mengingat perkembangan pasar turisme yang berjalan pesat.

United Nations World Tourism Organizations (UNWTO, 2013) mencatat China menduduki peringkat pertama sebagai sumber pasar wisata dengan jumlah pengeluaran mencapai 102 juta dolar AS pada 2012 atau naik 40 persen dari 2011 yang hanya 73 juta dolar AS.

Sedangkan jumlah wisatawan China yang bepergian ke luar negeri meningkat pesat dari 10 juta pada 2000 menjadi 83 juta pada 2012. Sedangkan jumlah pelancong China yang berkunjung ke Indonesia pada 2012 tercatat 726.088, atau lebih rendah dibandingkan jumlah wisatawan China ke Malaysia yang mencapai 1,56 juta orang dan Thailand sebesar 2,7 juta orang.

"Karena itu kita harus memiliki strategi dan bekerja cepat untuk meningkatkan kunjungan turis China ke Indonesia, salah satunya dengan memperbaharui nota kesepahaman yang ada," kata Mari.

Pembaharuan nota kesepahaman dan pengaturan kerja sama dibidang pariwisata tersebut akan ditindaklanjuti dengan rencana aksi yang konkret termasuk promosi bersama, berbagi informasi, fasilitasi perjalanan, peningkatan kapasitas dan investasi pariwisata di kedua negara.

Kerja sama tersebut diharapkan tidak saja berlaku antarpemerintah pusat kedua negara, tetapi juga pemerintah daerah serta kerja sama antarsektor pariwisata kedua negara.

Ketua Administrasi Nasional Pariwisata China (China National Tourism Administration/CNTA) Shao Qiwei mengatakan pihaknya sepakat dengan usulan Indonesia untuk memperbaharui nota kesepahaman yang telah disepakati kedua pihak.

Ia mengatakan kerja sama pariwisata akan meningkatkan hubungan antarmasyarakat kedua bangsa, Indonesia dan China.

Hubungan antar masyarakat merupakan ujung tombak dari peningkatan hubungan kedua negara, dan berdampak pula hubungan bilateral dibidang lain, termasuk perdagangan dan investasi.

Shao mengemukakan China sebelumnya telah mengeluarkan UU atau peraturan baru terkait industri pariwisata negara tersebut pada 25 April 2013.