Boyolali (ANTARA News) - Kementerian Agama meluncurkan Sistem Informasi Pengendalian Petugas dan Jemaah (SIPP-Je) Embarkasi Adi Soemarmo Surakarta, di asrama Donohudan Boyolali, Selasa.

Layanan tersebut dibuat untuk meningkatkan pelayanan jemaah haji mulai dari saat pemberangkatan di enam embarkasi di Indonesia, Tanah Suci, hingga pemulangan ke Tanah Air.

Peluncuran sistem baru SIPP-Je Embarkasi Surakarta dilakukan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kementerian Agama, Anggito Abimanyu di asrama haji Donohudan Boyolali, Jawa Tengah.

Menurut Anggito Abimanyu, berdasarkan pengalaman banyaknya jemaah yang "tercecer" dari rombongan kelompok terbangnya, tertinggal, dan bahkan ada juga yang hilang, karenanya Kementerian Agama melalui Dirjen PHU mengeluarkan produk pelayanan jemaah berupa SIPP-Je ini.

Hal tersebut, kata Anggito Abimanyu, bertujuan untuk memantau pergerakan jemaah haji. Sistim ini, juga mampu mendeteksi jemaah yang sedang mengalami masalah seperti tertinggal atau tersesat.

"Sehingga kasus jemaah haji hilang ketika melaksanakan ibadah dapat diminimalisir," katanya.

Sistem ini, juga berfungsi sebagai early warning system agar petugas haji dapat melakukan tindakan khusus dalam menangani jemaah yang mengalami masalah tersebut.

Menurut dia, sistim yang berbasis web, sehingga dapat diakses oleh petugas terkait. semua data diinput oleh petugas dan dipantau secara berkala oleh staf Sistim Komunikasi Haji Terpadu (Siskohat).

Ia menjelaskan jangkauan wilayah SIPP-Je ini, terbilang sangat luas yakni dimulai dari semua embarkasi, bandara keberangkatan di Tanah Air hingga bandara kedatangan di Jedah dan kepulangan di Medinah Arab Saudi.

Bahkan, SIPP-Je termasuk juga wilayah pelayanan di Medinah, Mekah, dan Jedah selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci hingga kepulangan di debarkasi masing-masing di Indonesia.

"Contohnya, saya baru menerima laporan dari petugas di Tanah Suci, hingga Selasa, pukul 07.00 WIB, yakni jumlah rombongan kelompok terbang yang sudah tiba di Jedah Arab Saudi, sebanyak 91 kloter atau sekitar37.061 jemaah dari enam embarkasi," kata Anggito Abimanyu.

Bahkan, SIPP-Je juga melaporkan adanya seorang jemaah di Batam tertinggal. Hal ini, sangat memudahkan petugas untuk melakukan tindakan dengan cepat atau memberikan infomarsi kepada masyarakat yang menanyakan.