Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pengelola Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melakukan koordinasi dengan berbagai otoritas terkait untuk terus memperkuat standar operasional prosedur (SOP) keamanan dan keselamatan wisata bahari. Upaya itu dilakukan menyusul insiden wisatawan asal China berinisial ZY (41) yang dilaporkan pingsan pada Jumat (9/2/2024), setelah melakukan snorkeling di perairan Long Beach, Labuan Bajo. Hal ini diduga akibat kelelahan dan saat tiba RS Siloam Labuan Bajo, korban dinyatakan sudah meninggal.
"Secepatnya kami koordinasikan dengan lintas pemangku kepentingan yang ada di Labuan Bajo," kata Pelaksana Tugas (PLT) Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin.

Baca juga: BPOLBF imbau pelaku parekraf utamakan keamanan dan keselamatan

Ia mengatakan musibah yang terjadi di kawasan Perairan Labuan Bajo tersebut menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama untuk secepatnya memastikan bahwa SOP kepariwisataan diterapkan dengan tepat, seperti memastikan riwayat kesehatan wisatawan, ketersediaan P3K, jaminan asuransi kecelakaan wisata, meng-upgrade skill para tour guide untuk penanganan cepat pada wisatawan yang mendadak sakit, selain menggunakan TA/TO (Tour Agent/Tour Operator) yang terdaftar resmi.
Menanggapi insiden tersebut BPOLBF berkoordinasi dengan berbagai pihak dan mendapat informasi bahwa korban merupakan salah satu rombongan dari KM. Gold Tirani pada tanggal 9 Februari 2024 berangkat dari Pelabuhan Waterfront Labuan Bajo sekitar pukul 09.30 Wita menuju Taman Nasional Komodo (TNK).

"Pertama-tama saya mewakili lembaga mengungkapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban, semoga keluarga diberi ketabahan dan kekuatan. Hal ini tentu tidak kita inginkan dan harapkan dan kita berdoa semoga ke depan tidak ada lagi kejadian seperti ini," ungkapnya.

Dia menjelaskan kronologi kejadian diperoleh dari hasil koordinasi BPOLBF dengan Polres Manggarai Barat, Syahbandar Labuan Bajo, dan RS Siloam Labuan Bajo.

"Saat tiba di Pantai Long Beach sekitar pukul 10.30 Wita, kapal dengan muatan 14 orang wisatawan WNA dan 10 orang WNI ini melakukan snorkeling, namun salah seorang wisatawan asal China diduga kelelahan setelah snorkeling dan tiba-tiba pingsan. Saat itu juga korban langsung dievakuasi dan tiba di Dermaga Marina Labuan Bajo pukul 12.10 Wita lalu dilarikan ke RS Siloam Labuan Bajo menggunakan ambulans KKP Labuan Bajo. Namun, saat tiba di RS Siloam Labuan Bajo, korban dinyatakan sudah meninggal," katanya.

Dia menjelaskan jenazah korban pada Senin (12/2/2024) pagi telah diberangkatkan ke Bali untuk dikremasi dan selanjutnya diberangkatkan ke negaranya. Seluruh biaya proses pemulangan jenazah korban ditanggung oleh pihak travel agent terkait.

Menurut dia melakukan aktivitas wisata bahari masih menjadi primadona saat berkunjung ke Labuan Bajo, salah satu yang paling digemari wisatawan adalah snorkeling.

Baca juga: Sandiaga: Pink Beach masuk bucket list untuk wisatawan
Di Labuan Bajo sendiri, ada beberapa spot snorkeling yang menempati top of mind wisatawan, seperti Batu Bolong Reef, Pulau Kanawa, Taka Makassar, Manta Point, Pink Beach, dan Pulau Kelor.

Di sisi lain, aktivitas wisata seperti ini termasuk dalam aktivitas wisata berisiko tinggi, sehingga ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian sebelum wisatawan melakukan kegiatan bahari seperti snorkeling atau diving, seperti mengecek arus, melakukan pemanasan, memeriksa dan menggunakan peralatan dengan baik dan benar, memperhatikan kedalaman air, menghindari kebocoran alat, dan memastikan kondisi diri sendiri dalam keadaan fit.

Lebih lanjut dia mengimbau para wisatawan yang hendak melakukan aktivitas wisata berisiko di kawasan Labuan Bajo untuk memperhatikan hal-hal berikut yaitu pertama mencari referensi legalitas operasional travel agent, tour operator, kapal wisata yang terdaftar resmi.

Kedua, melakukan cek dan recek terkait kondisi iklim yang tepat untuk berlibur ke pulau.

Ketiga, memastikan kondisi badan fit dan mampu beraktivitas dengan baik. Apabila ada keluhan, segera melaporkan ke guide atau bisa mengecek kondisi di fasilitas kesehatan puskesmas maupun rumah sakit. Memberikan informasi riwayat kesehatan kepada operator wisata sehingga dapat diantisipasi perlakuan kesehatan khusus apabila diperlukan.

Keempat, menyimpan nomor kontak darurat agar tahu harus menghubungi siapa saat mengalami musibah selama dalam perjalanan atau dapat menghubungi layanan PPID BPOLBF di nomor WhatsApp 081138794555.