Jakarta (ANTARA News) - Renovasi Masjidil Haram yang berpotensi mengakibatkan terjadi kepadatan dalam proses peribadatan jamaah haji, khususnya saat tawaf dan sai, membuat Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Makkah menyiapkan jalur keluar masuk Masjidil Haram bagi jamaah Indonesia.

"Jalur perpindahan jamaah setelah melakukan tawaf ke tempat sai tidak terlalu lebar dan berkelok hingga berpotensi menimbulkan kepadatan, khususnya pada puncak haji," kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat ketika memberikan paparan kepada Komite III DPD-RI.

Seperti dilaporkan Media Center Haji, Selasa, Arsyad menjelaskan, jamaah haji Indonesia akan diarahkan melalui tiga jalur masuk Masjidil Haram, tapi dengan satu jalur keluar.

Pertama, jamaah haji Indonesia yang tinggal di Misfalah, Hafair, Jarwal, dan sebagian Bakhutmah akan diarahkan memasuki Masjidil Haram melalui Bab Malik Fahd dan Bab Malik Abdul Aziz. "Setidaknya ada 36.319 jamaah yang tinggal di wilayah ini," terang Arsyad.

Kedua, jamaah yang tinggal di Mahbasy Jin dan sebagian Bakhutmah akan diarahkan masuk Masjidil Haram melalui Babus Salam, Bab Shafa, dan Bab Ismail. “Jumlah jamaah di wilayah ini adalah 82.630 orang," kata Arsyad.

Ketiga, jamaah yang tinggal di Jumaizah, Rai Zahir, dan Ma’abdah yang jumlahnya sekitar 10.988 orang akan diarahkan masuk Masjidil Haram melalui Bab Fatah dan Bab Salam.

Untuk menghindari terjadinya kepadatan yang lebih parah, lanjut Arsyad, jamaah haji Indonesia akan diarahkan untuk keluar Masjidil Haram setelah selesai melaksanakan ibada sai melalui pintu Marwa.

"Jamaah sebaiknya langsung keluar melalui pintu Marwa dan tidak kembali lagi ke Shafa karena berpotensi menimbulkan kepadatan," tutur Arsyad.

Arsyad menambahkan pengaturan alur ini merupakan bagian dari upaya mengurangi risiko kepadatan yang bisa menimbulkan akibat lebih buruk.

Wakil Kepala PPIH Mukhlis Hanafi mengatakan akan menempatkan petugas PPIH di wilayah masuk area sai dan pintu keluar Marwa.