Jakarta (ANTARA News) - Kurs mata uang rupiah pada Selasa pagi menguat sebesar 195 poin terhadap dolar AS menjadi Rp11.225 dibanding sebelumnya (16/9) di posisi Rp11.420 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah di pasar uang domestik mengalami kenaikan seiring dengan transaksi di pasar NDF (non deliverable forward)," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa.
Di sisi lain, lanjut dia, telah banyak beredar kabar bahwa pengurangan stimulus The Fed tidak akan berdampak signifikan sehingga membuat dolar AS cenderung tertekan.
Selain itu, kata dia, pelaku pasar uang juga masih merespons positif kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) menjadi 7,25 persen.
Meski demikian, Reza mengatakan beberapa pelaku pasar masih mengkhawatirkan pelambatan ekonomi Indonesia.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan dolar AS cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia menjelang rapat Federal Reserve.
The Fed diprediksi akan mengurangi program pembelian obligasi per bulan sebesar 10 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS.
"Aset beresiko mungkin bisa terpukul jika Fed ternyata memangkas stimulus lebih besar dari perkiraan," kata dia.
Ia menambahkan pelemahan dolar AS salah satunya juga dipicu dari Lawrence Summers yang mengundurkan diri sebagai kandidat Ketua Federal Reserve. Pengumuman tersebut memicu sejumlah mata uang negara berkembang terapresiasi.
Kurs Rupiah pagi menguat menjadi Rp11.225
17 September 2013 10:25 WIB
dolar AS (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: