Manado (ANTARA News) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad melakukan tatap muka dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Pegiat Antikorupsi serta Komunitas Peduli Pendidikan Antikorupsi di Manado, Sulawesi Utara, Senin.

Korupsi hanya bisa diberantas dengan dua pendekatan, yakni melalui pencegahan dan penindakan, katanya pada acara yang juga dihadiri oleh Direktur Ekskutif LSM Penggiat Anti Korupsi Sulut, JWT Lengkey.

Untuk pendekatan pencegahan, kata Abraham Samad, ada tiga hal yang perlu ditempuh, yakni pertama pendidikan secara formal atau melalui pendidikan formal.

Terkait dengan itu, KPK sudah menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan beberapa perguruan tinggi melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Kemudian, membangun budaya antikorupsi. Komunitas antikorupsi yang ada, nantinya diharapkan bisa berfungsi di setiap komunal atau komunitas masing-masing untuk memberikan pencerahan dan kecerdasan kepada masyarakat agar mau berperilaku baik.

Masyarakat harus dituntun, dicerahkan supaya peduli terhadap antikorupsi dan berperilaku yang bagus.

Ketiga, masyarakat harus dituntun dicerahkan supaya berani melaporkan setiap kasus korupsi yang ada di lingkungan terdekat mereka sampai di atas.

"Inilah yang harus dilakukan, agar supaya pola-pola pemberantasan korupsi itu dilakukan komprehensif, menyatu, terintegrasi antara pendekatan penindakan dan pencegahan," kata Abraham Samad.

Direktur Ekskutif LSM Penggiat anti korupsi Sulut, JWT Lengkey, mengatakan melalui tatap muka itu, diharapkan komunitas peduli pendidikan antikorupsi mendapatkan penguatan dari Ketua KPK Abraham Samad dalam menghadapi tugas dan mimpi bersama mewujudkan era generasi muda antikorupsi.

Pada kegiatan itu juga ditampilkan cerita "Kakek Tulus" yang dibawakan dua penggiat antikorupsi. (J009/T007)