Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pangan dan Agribisnis serta Bidang Lingkungan Hidup, Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan menyelenggarakan rapat kerja nasional (Rakernas) membahas upaya mewujudkan produktivitas petani.

"Peningkatan produksi membawa kesejahteraan petani, tetapi strategi keberlanjutan harus dimulai dari perubahan paradigma konsumsi pangan oleh seluruh lapisan konsumen, dan ditingkatkan skala implementasinya oleh dunia usaha," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Shinta W. Kamdani dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Peningkatan produktivitas yang berkelanjutan, dikatakan Shinta, telah menjadi perhatian pelaku usaha nasional dalam mendorong target pertumbuhan ekonomi yang diharapkan bisa tercapai hingga 6 persen sekaligus memenuhi target penurunan emisi sebesar 26 persen pada 2020.

Menurut Shinta, prinsip produktivitas dan berkelanjutan harus menjadi komitmen bersama, tidak hanya bagi pelaku usaha saja tetapi juga semua pihak, mulai dari masyarakat juga pemerintah.


"Penyelesaian masalah kerusakan lahan harus komprehensif, sehingga perlu pendekatan-pendekatan yang inovatif untuk tata kelola lahan yang berdasarkan azas keberlanjutan, dan bukan hanya prinsip lingkungan semata dan mengabaikan pontesi pertumbuhannya," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis dan Pangan Franky O. Widjaja juga mengungkapkan produktivitas dan efisiensi produksi harus terus ditingkatkan baik yang "on farm" maupun "off farm". Begitu pula dengan program diversifikasi pangan yang harus tetap dijalankan.

Akan tetapi, terobosan inovatif pembiayaan juga perlu dikembangkan untuk komoditas strategis lainnya.

"Kedepan perlu juga adanya sinergitas antara kebijakan makro dengan praktik-praktik usaha mikro, demikian halnya dengan pola Inti-Plasma," ujarnya.

Lebih lanjut, Franky menilai jalur keuangan pertanian, perlu dievaluasi agar menjadi lebih baik dan terarah. Skema-skema baru yang cocok bisa diterapkan misalnya dengan resi gudang atau inovasi pembiayaan melalui lembaga non bank yang khusus ke pertanian.

Dijelaskannya pula, Kadin saat ini tengah merancang paket inovasi pembiayaan agribisnis untuk petani sawit, sebagai purwarupa untuk dikembangkan lebih lanjut di berbagai komoditas dengan lingkup yang lebih besar, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan mengacu pada program 10 Years Sustainable Consumption and Production (SCP).



Kementerian Lingkungan Hidup yang menjadi "focal point" dari sisi pemerintah juga ikut dilibatkan dalam program tersebut.