Jakarta (ANTARA News) - The Body Shop Indonesia mengadakan kampanye agar negara anggota ASEAN menghentikan penggunaan hewan untuk percobaan kosmetik.
Bekerja sama dengan organisai Cruelty Free International, produsen kosmetik ini mengajak masyarakat untuk menadatangani petisi against animal testing, agar uji coba kosmetik terhadap hewan dihentikan.
Di tahun kedua kampanye against animal testing ini, Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan, Rika Anggraini, di Jakarta, Senin, menargetkan mampu mengunpulkan 15 ribu tanda tangan dari seluruh gerai yang ada di Indonesia.
Menurutnya, di dunia, masih adaproduk kosmetik yang menjadikan hewan untuk menguji dampak produk untuk manusia.
Untuk mencoba suatu produk, hewan seperti kelinci atau tikus disuntikkan zat tertentu. Hewan itu lalu diteliti selama dua tahun ke depan untuk dilihat, misalnya, apakah ada sel-sel kanker setelah diuji coba.
"Untuk menjadi cantik, tidak perlu menyakiti dan membunuh hewan itu," kata Rika saat menggelar konferensi pers peluncuran kampanye tersebut di Jakarta, Senin.
Ia menginginkan ASEAN seperti Uni Eropa yang telah memberlakukan larangan menggunakan kosmetik yang diuji coba ke hewan, baik produk yang dibuat di negara Uni Eropa maupun kosmetik yang masuk ke negara tersebut.
Apalagi, lanjut Rika, sekarang ini sudah ada teknologi yang secara biaya relatif lebih ringan untukuji coba kosmetik dengan kulit manusia sintetis.
"Respon dari negara-negara cukup positif karena ini bukan sbuah tren, tapi alternatif, inovasi baru yang bisa mendukung kosmetik itu sendiri," katanya.
Rika optimis misi ini dapat dijalankan di ASEAN dan Indonesia, apalagi menurutnya Indonesia merupakan salah satu negara penggerak.
"Biasanya cukup lama prosesnya bisa lima tahun. Katakan ASEAN menyetujui, belum mengadopsi, mereka harus duduk bersama negara anggota ASEAN untuk membicarakan implementasinya," tutupnya.
Digalang, petisi tak uji coba kosmetik ke hewan
16 September 2013 17:54 WIB
Ilustrasi (antaraner.com/grafis)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: