1. Nabalu Town
Dengan menempuh perjalanan sekitar dua jam via darat dari pusat kota Kinabalu, pengunjung dimanjakan dengan pemandangan gagahnya gunung Kinabalu dari titik pandang ini.
Bila beruntung, pengunjung dapat menikmati Gunung Kinabalu tanpa berbalut kabut sehingga puncak gunung terlihat jelas.
Di tempat persinggahan yang bernama Pekan Nabalu, yakni merupakan pusat oleh-oleh yang menjual bermacam pernak-pernik khas Sabah mulai dari kerajinan tangan, baju hingga hasil pertanian salah satunya buah nanas yang menjadi unggulan karena memiliki rasa manis yang nikmat juga menyegarkan yang dapat dibeli seharga sekitar 10 ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp32.800 (asumsi kurs Rp3.280) dengan bentuk sudah dipotong maupun utuh.
Pengunjung disarankan untuk menyiapkan uang tunai jika berbelanja di kawasan pekan Nabalu, pasalnya kode respon cepat (QR Code) tidak berfungsi untuk metode pembayaran via QRIS seperti halnya di Indonesia.
2. Desa Cattle Farm
Destinasi selanjutnya adalah desa cattle farm, sebuah lokasi wisata yang masih berada di lereng gunung Kinabalu ini menawarkan pemandangan serasa di New Zealand dengan hamparan padang rumput hijau yang luas. Bila kabut tidak turun, keindahan semakin terasa dengan kehadiran kawasan sapi-sapi perah.
Untuk aktivitas bagi keluarga termasuk anak-anak, pengunjung dapat memberi makan kepada sapi-sapi yang ada di dalam kandang dengan merogoh kocek sebesar RM1,5 untuk susu per botol dan RM1 untuk rumput per ikat.
Sesi feeding itu terbagi dalam dua sesi yakni pada pukul 8.00 hingga pukul 12.00 waktu setempat, serta sesi selanjutnya yakni pada 13.30 hingga pukul 16.30 waktu setempat.
Bila sudah puas memberi makan pada sapi, dapat menjajal nikmatnya olahan dari susu sapi berupa gelato yang dipatok sebesar RM6,5. Sementara untuk kudapan yang tersedia berupa sosis sapi, ada krispi hingga pizza yang dapat dibayar dengan beragam transaksi non tunai seperti kartu kredit serta dompet elektronik.
Baca juga: Wisatawan Indonesia kagumi jembatan kaca di Kinabalu
Baca juga: AirAsia yakin keterisian penerbangan Jakarta-Kinabalu capai 80 persen
Baca juga: Sabah Minister of Tourism targetkan kunjungan wisata 2,8 juta di 2024
3. Sabah Tea Garden
Berjarak kurang lebih 90 menit perjalanan, wisatawan dapat menjajal sensasi menikmati makan siang di sebuah restoran dengan pemandangan kebun teh yang menenangkan.
Satu menu yang menarik ialah sup ayam yang di dalamnya terdapat pucuk daun teh sehingga memiliki rasa unik bila dicicip bersamaan dengan kuah sup, serta tak ketinggalan makanan penutup berupa pancake rasa teh.
Untuk pembayaran, pengunjung dapat menggunakan beragam metode salah satunya menggunakan kartu pembayaran dan uang tunai.
4. Luanti River Spa
Perjalanan lantas dilanjutkan menuju salah satu sungai yang dihuni banyak ikan karp atau warga sekitar menamai ikan kelah (tampilan mirip ikan dewa/jenis ikan karper). Di pinggir sungai ini, nampak segerombolan ikan yang siap ‘memijat’ pengunjung dan tidak tampak takut akan kehadiran manusia.
Tiket masuk dipatok sebesar RM5 untuk orang dewasa serta RM2 untuk anak-anak di atas lima tahun untuk durasi selama 15 menit per sesi, wisatawan pun dapat berkunjung mulai pukul 8.00 hingga 17.00 waktu setempat.
Bila tak ingin hanya berdiam diri melihat ikan-ikan itu, pengunjung dapat membeli pakan ikan seharga RM1 serta mandi dengan ikan dengan harga RM10.
Sementara ukuran ikan di sungai ini beragam, namun memang didominasi ikan dengan ukuran sedang. Ada satu hal unik yang konon pernah terjadi. Berdasarkan kepercayaan, ikan-ikan itu mampu memberikan terapi ampuh bagi pengunjung yang memiliki penyakit tertentu.Bila tak ingin hanya berdiam diri melihat ikan-ikan itu, pengunjung dapat membeli pakan ikan seharga RM1 serta mandi dengan ikan dengan harga RM10.
“Pernah hari itu, ada pengunjung. Dia itu pakai tongkat. Dia masuk ke sungai kurang lebih lima belas menit, tanpa dia sadar dia berikan tongkat kepada teman yang ada di sebelah. Dia berjalan tidak sadar, tadinya dia tidak bisa berjalan,” ujar pengelola Luanti River Spa Anastasia Majangki di Kinabalu, Jumat.
Meski demikian, dia menilai keajaiban yang terjadi itu atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
Ia lantas mengingatkan catatan lain bagi pengunjung yang harus diperhatikan, yakni tidak diperkenankan mengangkat ikan ke atas air namun hanya diperbolehkan mengelus atau memegangnya di dalam air. Hal ini berdasarkan kepercayaan, bertujuan agar ikan tetap jinak dan tidak kembali menjadi liar.
Hal lain yakni ikan di kawasan wisata sungai Moroli ini tidak boleh dikonsumsi. Jika memang pengunjung ingin mencicipinya maka dapat membelinya di pasar dengan harga yang tidak murah yakni sekitar RM3.000 per kilogram atau sekitar Rp9.840.000 (kurs Rp3.280).
Lebih lanjut wisata spa ikan yang dibuka untuk wisata pada 1990 an ini, menurut Anastasia masih didominasi kunjungan wisatawan asal Malaysia sementara dari luar negeri berasal dari China dan Eropa pada tahun 2023.
Baca juga: AirAsia buka rute baru Bali-Lampung dan Jakarta-Kota Kinabalu
Baca juga: Malaysia miliki Kinabalu sebagai Global Geopark kedua
Baca juga: AirAsia buka rute baru Bali-Lampung dan Jakarta-Kota Kinabalu
Baca juga: Malaysia miliki Kinabalu sebagai Global Geopark kedua