Juara kembar di paralayang Festival Danau Toba
14 September 2013 17:34 WIB
Lis Andriana, salah satu pilot paralayang kelas dunia dari Indonesia dalam persiapan mendarat pada nomor ketepatan mendarat alias akurasi pada Festival Danau Toba 2013, di Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara, Jumat. Ratusan pilot paralayang turut memeriahkan Festival Danau Toba 2013 kali ini. (ANTARA News/Ade P Marboen)
Pulau Samosir (ANTARA News) - Persaingan menuju peringkat perdana nomor ketepatan mendarat senior paralayang di Festival Danau Toba 2013 menghasilkan juara kembar, Wahyu Yudha dan Jhoni Effendi, yang sama-sama meraih nilai 26.
Hasil dari panitia pelaksana yang diperoleh Sabtu, di Pulau Samosir, Sumatera Utara, menyatakan, Yudha meraih angka ketepatan 12 pada peluncuran pertama, kemudian tujuh, lima, dan dua. Tiap pilot berhak menempuh empat kali upaya peluncuran penerbangan.
Sementara Effendi meraih angka tiga, sembilan, lima, dan sembilan.
Peringkat ketiga nomor ketepatan mendarat senior diperoleh pilot Thomas Widiananto dari Jawa Tengah, dengan angka 33.
Nomor ketepatan mendarat senior paralayang pada Festival Danau Toba 2013 tidak membedakan antara pilot laki-laki dan perempuan.
"Bagus juga ada kategori untuk putri karena perempuan pilot yang ikut cukup banyak," kata perempuan pilot paralayang senior Indonesia, Lis Andriana, salah satu peserta yang turut berlomba.
Sementara itu, Aris Afriansyah dari Jawa Barat menempati urutan pertama untuk kategori junior, dia menghasilkan nilai 53 dari empat kali peluncuran. Setelah dia, menyusul Indira Lesmana dari DKI Jaya dengan nilai 78, dan Umar Suparman (Jawa Barat) yang beroleh nilai 97.
Prinsip ketepatan alias akurasi mendarat sangat sederhana, kaki pilot diusahakan menginjak titik pusat sensor pendaratan elektronik yang merekam data pendaratan secara digital di meja pengawas dan juri lomba.
"Jadi selain teknik terbang dan manuver, teknik menjejakkan kaki di titik sasaran yang sangat kecil itu juga penting. Ini tantangannya," kata salah satu peserta.
Aturan dan prosedur pelaksanaan lomba internasional memperebutkan total hadiah uang sebanyak Rp225 juta ini mengacu pada aturan induk organisasi paralayang internasional, Federation L'Aeronotique de Internationale.
Hasil dari panitia pelaksana yang diperoleh Sabtu, di Pulau Samosir, Sumatera Utara, menyatakan, Yudha meraih angka ketepatan 12 pada peluncuran pertama, kemudian tujuh, lima, dan dua. Tiap pilot berhak menempuh empat kali upaya peluncuran penerbangan.
Sementara Effendi meraih angka tiga, sembilan, lima, dan sembilan.
Peringkat ketiga nomor ketepatan mendarat senior diperoleh pilot Thomas Widiananto dari Jawa Tengah, dengan angka 33.
Nomor ketepatan mendarat senior paralayang pada Festival Danau Toba 2013 tidak membedakan antara pilot laki-laki dan perempuan.
"Bagus juga ada kategori untuk putri karena perempuan pilot yang ikut cukup banyak," kata perempuan pilot paralayang senior Indonesia, Lis Andriana, salah satu peserta yang turut berlomba.
Sementara itu, Aris Afriansyah dari Jawa Barat menempati urutan pertama untuk kategori junior, dia menghasilkan nilai 53 dari empat kali peluncuran. Setelah dia, menyusul Indira Lesmana dari DKI Jaya dengan nilai 78, dan Umar Suparman (Jawa Barat) yang beroleh nilai 97.
Prinsip ketepatan alias akurasi mendarat sangat sederhana, kaki pilot diusahakan menginjak titik pusat sensor pendaratan elektronik yang merekam data pendaratan secara digital di meja pengawas dan juri lomba.
"Jadi selain teknik terbang dan manuver, teknik menjejakkan kaki di titik sasaran yang sangat kecil itu juga penting. Ini tantangannya," kata salah satu peserta.
Aturan dan prosedur pelaksanaan lomba internasional memperebutkan total hadiah uang sebanyak Rp225 juta ini mengacu pada aturan induk organisasi paralayang internasional, Federation L'Aeronotique de Internationale.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: