"Jadi kalau semua generasi milenial ikut memilih dalam Pemilu 2024 maka generasi milenial mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap nasib bangsa dan negara Indonesia ke depan," kata Syarief dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Imbauan ini disampaikan Syarief dalam pertemuan dan dialog dengan kelompok milenial di Cianjur, Kamis (8/2) malam.
Ia menjelaskan hak memilih dalam Pemilu adalah hak yang hanya digunakan pemilih bersangkutan dan tidak bisa diwakilkan kepada orang lain.
Dalam pertemuan dengan milenial Cianjur ini membicarakan berbagai isu terutama masalah yang terkait dengan kenegaraan seperti Pemilu 2024, kewenangan lembaga negara DPR dan MPR, maupun masalah-masalah lainnya yang dihadapi para milenial seperti pendidikan, pekerjaan dan sebagainya.
Syarief juga menekankan kepada para milenial Cianjur bahwa mereka akan kehilangan haknya untuk mengkritisi pemerintahan apabila tidak menggunakan hak pilihnya di pemilu.
Sebaliknya, jika milenial menggunakan hak pilihnya maka bisa melakukan komplain setiap saat terhadap lembaga legislatif dan pemerintah.
Karena, lanjut dia, dalam negara demokrasi, untuk menyampaikan ketidakpuasan atau protes itu diatur dalam undang-undang.
"Menggunakan hak pilih dalam pemilu dan menyampaikan ketidakpuasan atau protes ini juga menjadi salah satu bagian dari tanggungjawab sebagai generasi milenial," tuturnya.
Syarief mengungkapkan kelompok generasi milenial merupakan kelompok pemilih terbesar pada Pemilu 2024.
Jumlah pemilih milenial dalam Pemilu 2024 mencapai 56 persen dari seluruh pemilih yang berjumlah sekitar 205 juta pemilih.
"Jadi masa depan Indonesia ditentukan kalangan generasi milenial saat ini," ucap Syarief.
Dengan potensi itu, Syarief meminta generasi milenial untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin di masa depan.
Menurut dia, Pemilu 2024 menjadi peluang yang harus dimanfaatkan oleh generasi milenial saat ini untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin tingkat nasional, maupun daerah, sampai ke tingkat paling bawah.
"Jadi siapkan diri Anda untuk menjadi pemimpin di masa depan," ujarnya.
Baca juga: Perludem: Pemilih muda tentukan nasib bangsa pada Pemilu 2024
Baca juga: Gen Z harapkan pemimpin pro-rakyat & milenial pragmatis di Pemilu 2024
Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor ini meyakini kalangan generasi milenal bisa berperan lebih besar.Baca juga: Perludem: Pemilih muda tentukan nasib bangsa pada Pemilu 2024
Baca juga: Gen Z harapkan pemimpin pro-rakyat & milenial pragmatis di Pemilu 2024
Sebab, lanjut dia, salah satu ciri dari kalangan milenial adalah sikap pantang menyerah. Anak-anak muda lebih mudah bangkit dan cepat move on untuk meraih cita-cita.
"Sikap pantang menyerah ini agar dijaga dan dipertahankan sehingga menjadi bekal untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin di masa depan," imbuhnya.
Mantan Menteri Koperasi dan UKM pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2009-2014 ini juga meminta generasi milenial untuk mengajak teman-temannya agar berpartisipasi dalam Pemilu 2024.
Dia menjelaskan Pemilu 2024 menggunakan sistem terbuka. Para calon anggota legislatif (Caleg) baik untuk DPR, DPD, dan DPRD, tertera dalam surat suara sesuai dengan nomor urut caleg bersangkutan.
Di bilik suara, pemilih mencoblos caleg yang dikehendaki untuk menjadi wakil di lembaga legislatif.
Pemilih pun juga mencoblos pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang ada di kertas suara.
"Siapa yang terpilih adalah caleg dan pasangan capres-cawapres yang mendapat suara terbanyak," ujar Syarief.