Cianjur (ANTARA News) - Harga tahu tempe disejumlah pasar tradisional di Cianjur, Jabar, Jumat, naik 100 persen seiring meroketnya harga kedelai yang mencapai Rp9.000 per kilogram.

Dani Sagina Purnanda (23), pedagang tempe di Pasar Induk Cianjur (PIC), mengaku kesulitan untuk menjual tempe pada konsumen dan pelangan.

"Harganya naik hingga dua kali lipat, membuat pelanggan enggan untuk membeli tempe. Harga tempe sore ini Rp7.500 per setengah kilogram dari harga semula Rp4.000," katanya, Jumat.

"Biasanya jam 10 pagi sudah habis, namun hari ini, hingga sore menjelang, baru laku satu keranjang atau 50 kilogram," ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan Mumuh (41), pedagang tahu di Pasar Bojong Meron. Satu kantong tahu yang biasanya ia jual seharga Rp3.000, naik menjadi Rp4.000 per kantong.

Naiknya harga menyebabkan banyak pelanggannya yang mengurangi pembelian. Biasanya pembeli membayar lima sampai 10 kantong tahu, namun saat ini hanya membeli dua kantong.

"Hingga siang ini baru terjual 400 biji, biasanya sudah bisa menjual 2000 biji. Sebagian besar pembeli mengeluh mahalnya harga tahu saat ini," katanya.

Sementara Ketua Kopti Cianjur, Tarmuji, mengatakan para pengusaha tempe dan tahu sudah kembali berproduksi.

Namun, mereka terpaksa menaikan harga tempe menjadi Rp3.000 untuk ukuran 13 cm, Rp4.000 yang ukuran 17x25cm, dan Rp8.000 untuk ukuran 20x30cm.

Harga kedelai saat ini, menurut Tarmuji, Rp9.100 per kilogram, sudah turun dibanding sebelumnya Rp9.600 per kilogram.

"Jika harga kedelai masih diatas Rp9.000 per kilogram, dipastikan angka pengangguran akan semakin bertambah. Sebab, banyak perajin tahu tempe yang memberhentikan karyawannya karena pendapatan semakin menurun," tandasnya.