Pulau Samosir, Sumatera Utara (ANTARA News) - 119 atlet paralayang menyelesaikan nomor akurasi alias ketepatan mendarat sebagai bagian Festival Danau Toba 2013, di Pulau Samosir, Sumatera Utara, Jumat.




Satu demi satu pilot (atlet dalam paralayang) meluncur dari situs peluncuran, di Bukit Sihulak Hosa, di Pulau Samosir itu, pada ketinggian 550 dari permukaan tanah di mana titik tujuan berada.




"Tingkat kesulitan sedang karena titik pendaratan ada di perbukitan kecil. Diperlukan teknik khusus untuk mengalkulasi arah angin dan ketinggian," kata Dharmawan Sirin, pilot paralayang dari Jawa Barat.




Pilot senior paralayang itu sendiri tidak bisa menjejakkan kakinya di sensor pendaratan elektronika. Sensor berdiameter 22 sentimeter dan tiga sentimeter pusat sensor, yang mampu mencatat tingkat ketepatan mendarat pada bilangan sentimeter.




Prinsip ketepatan alias akurasi mendarat sangat sederhana, kaki pilot diusahakan menginjak persis titik pusat sensor pendaratan elektronika yang merekam data pendaratan secara digital di meja pengawas dan juri lomba.




Aturan dan prosedur pelaksanaan lomba internasional memperebutkan total hadiah uang sebanyak Rp223 juta ini mengacu pada induk organisasi internasional, Federation L'Aeronotique de Internationale.




Dalam kejuaraan ketepatan mendarat ini, hanya dikategorisasikan ke dalam dua nomor, yaitu nomor senior dan nomor junior yang mendarat di titik pendaratan sama. Salah satu pilot yang berlomba adalah juara dunia nomor akurasi Kejuaraan Dunia 2012, sekaligus peringkat pertama dunia 2012, Lis Andriana.




Kebolehan pilot-pilot paralayang dalamFestival Danau Toba 2013 menarik perhatian masyarakat setempat. Terdapat juga pilot dari Malaysia yang bergabung dalam kejuaraan ini.




Diakui banyak pilot, lokasi penerjunan paralayang di Pulau Samosir ini sangat baik. Namun jalan menuju titik peluncuran kurang baik, memerlukan sekitar 1,5 jam menuju titik peluncuran di ketinggian 550 dari permukaan tanah itu.