Festival Danau Toba akan menginternasional
13 September 2013 14:08 WIB
Dua anggota kelompok musik Dol - Bengkulu menabuh gendang pada Festival Drum Dunia, dalam rangkaian Festival Danau Toba 2013, di Bukit Beta, Samosir, Sumut, Selasa (10/9). Festival drum tersebut, diikuti peserta dari berbagai negara diantaranya Myanmar, Jepang dan Amerika. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Pulau Samosir, Sumatera Utara (ANTARA News) - Festival Danau Toba 2013 --pengembangan Pesta Danau Toba-- akan lebih menginternasional pada masa mendatang mengingat potensi pariwisata setempat yang luar biasa.
"Untuk saat ini beberapa gelaran budaya dan olahraga dipadukan. Mulai dari lomba perahu tradisional 'solubolon', kejuaraan paralayang akbar, pertunjukan seni drum internasional, hingga kesenian dan kebudayaan Batak," kata Ketua Panitia Pelaksana Festival Danau Toba 2013, Ely Simarmata, di Pulau Samosir, Sumatera Utara, Jumat siang.
Di sepanjang garis pantai Danau Toba, terdapat 11 kabupaten yang bisa menyumbang potensinya. Kali ini, Kabupaten Pulau Samosir yang menjadi titik fokus Festival Danau Toba 2013. Ini adalah festival dalam kalender wisata tahunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang memadukan unsur budaya dan olahraga dalam satu wadah bersamaan.
Dari sisi keolahragaan, paralayang --salah satu cabang olahraga kedirgantaraan-- yang digelar. 130 atlet paralayang nasional dan internasional saling adu kebolehan dan kemahiran dalam nomor ketepatan mendarat di darat dan perairan Danau Toba.
Khusus untuk ketepatan mendarat di darat, dibagi menjadi dua kelas, yaitu kategori pilot senior dan pilot junior.
Menurut Simarmata, dari Festival Danau Toba 2013 dan ke depan, akan diperoleh banyak manfaat. "Mulai dari perolehan pendapatan masyarakat setempat, wadah pengembangan budaya setempat, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kualitas infrastruktur," katanya.
Upaya lebih menginternasionalkan Festival Danau Toba ini, katanya, dengan mempergencar promosi di berbagai media massa dan negara.
Saat ini, turut berpartisipasi belasan drummer dari berbagai negara pada World Drum Festival sebagai bagian dari Festival Danau Toba.
"Untuk saat ini beberapa gelaran budaya dan olahraga dipadukan. Mulai dari lomba perahu tradisional 'solubolon', kejuaraan paralayang akbar, pertunjukan seni drum internasional, hingga kesenian dan kebudayaan Batak," kata Ketua Panitia Pelaksana Festival Danau Toba 2013, Ely Simarmata, di Pulau Samosir, Sumatera Utara, Jumat siang.
Di sepanjang garis pantai Danau Toba, terdapat 11 kabupaten yang bisa menyumbang potensinya. Kali ini, Kabupaten Pulau Samosir yang menjadi titik fokus Festival Danau Toba 2013. Ini adalah festival dalam kalender wisata tahunan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang memadukan unsur budaya dan olahraga dalam satu wadah bersamaan.
Dari sisi keolahragaan, paralayang --salah satu cabang olahraga kedirgantaraan-- yang digelar. 130 atlet paralayang nasional dan internasional saling adu kebolehan dan kemahiran dalam nomor ketepatan mendarat di darat dan perairan Danau Toba.
Khusus untuk ketepatan mendarat di darat, dibagi menjadi dua kelas, yaitu kategori pilot senior dan pilot junior.
Menurut Simarmata, dari Festival Danau Toba 2013 dan ke depan, akan diperoleh banyak manfaat. "Mulai dari perolehan pendapatan masyarakat setempat, wadah pengembangan budaya setempat, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kualitas infrastruktur," katanya.
Upaya lebih menginternasionalkan Festival Danau Toba ini, katanya, dengan mempergencar promosi di berbagai media massa dan negara.
Saat ini, turut berpartisipasi belasan drummer dari berbagai negara pada World Drum Festival sebagai bagian dari Festival Danau Toba.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: