Kerry-Lavrov mulai pembicaraan soal senjata kimia Suriah
13 September 2013 10:37 WIB
Sejumlah anak, yang menurut keterangan aktivis terdampak serangan gas, bernapas melalui masker oksigen di kota pinggiran, Saqba, Damaskus, Rabu (21/8). Oposisi Suriah menuduh pasukan pemerintah menembakkan roket yang melepaskan gas beracun diatas kota pinggiran Damaskus yang dikuasai pemberontak, menewaskan ratusan pria, wanita dan anak-anak saat mereka tidur. (REUTERS/Bassam Khabieh)
Jenewa (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS John Kerry memulai pembicaraan penting dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Kamis malam (12/9), mengenai usul Rusia untuk menyerahkan senjata kimia Suriah ke dalam pengawasan internasional.
Kerry mengatakan sebelum pertemuan itu bahwa diplomasi "selalu dan telah menjadi pilihan pertama AS" dan "mencapai penyelesaian damai adalah pilihan yang lebih baik daripada aksi militer".
Ia mengatakan Amerika Serikat menganggap pernyataan Pemerintah Suriah tidak cukup, sehingga mereka datang ke Jenewa guna bekerjasama dengan Rusia untuk memastikan bahwa itu dapat diwujudkan.
"Delegasi Rusia telah mengajukan beberapa gagasan dan kami berterima kasih untuk itu dan kami telah menyiapkan prinsip kami sendiri bahwa setiap rencana untuk mewujudkan ini perlu dijaring," kata Kerry, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
"Harapan tinggi. Harapan tinggi di Amerika Serikat, barangkali bahkan lebih jika Rusia menepati janji saat ini," katanya.
Ia kembali mengatakan "ini bukan permainan", dan itu harus nyata, menyeluruh, bisa diabsahkan, dapat dipercaya dan harus dilaksanakan segera.
"Akhirnya, mesti ada konsekuensi jika itu tidak terjadi," katanya.
Sementara itu Lavrov mengatakan, "Kami mesti duduk untuk melakukan pekerjaan yang sangat serius."
"Perkembangan kejadian memberi kami kesempatan tambahan bagi Jenewa 2," katanya.
Pertemuan tersebut mulanya dijadwalkan diselenggarakan pada Kamis dan Jumat, tapi mungkin pertemuan itu diperpanjang sampai Sabtu.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Kerry mengatakan sebelum pertemuan itu bahwa diplomasi "selalu dan telah menjadi pilihan pertama AS" dan "mencapai penyelesaian damai adalah pilihan yang lebih baik daripada aksi militer".
Ia mengatakan Amerika Serikat menganggap pernyataan Pemerintah Suriah tidak cukup, sehingga mereka datang ke Jenewa guna bekerjasama dengan Rusia untuk memastikan bahwa itu dapat diwujudkan.
"Delegasi Rusia telah mengajukan beberapa gagasan dan kami berterima kasih untuk itu dan kami telah menyiapkan prinsip kami sendiri bahwa setiap rencana untuk mewujudkan ini perlu dijaring," kata Kerry, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
"Harapan tinggi. Harapan tinggi di Amerika Serikat, barangkali bahkan lebih jika Rusia menepati janji saat ini," katanya.
Ia kembali mengatakan "ini bukan permainan", dan itu harus nyata, menyeluruh, bisa diabsahkan, dapat dipercaya dan harus dilaksanakan segera.
"Akhirnya, mesti ada konsekuensi jika itu tidak terjadi," katanya.
Sementara itu Lavrov mengatakan, "Kami mesti duduk untuk melakukan pekerjaan yang sangat serius."
"Perkembangan kejadian memberi kami kesempatan tambahan bagi Jenewa 2," katanya.
Pertemuan tersebut mulanya dijadwalkan diselenggarakan pada Kamis dan Jumat, tapi mungkin pertemuan itu diperpanjang sampai Sabtu.
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: