Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada kelestarian lahan basah, khususnya hutan mangrove.

Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) Kementerian LHK Dyah Murtiningsih dalam keterangannya di Jakarta, Kamis menyatakan ekosistem lahan basah gambut dan mangrove di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

"Luasan ekosistem gambut Indonesia mencapai 13,9 juta hektare dan mangrove seluas 3,36 juta hektare," katanya ketika memberi pemaparan terkait Hari Lahan Basah Sedunia yang jatuh setiap 2 Februari.

Kedua ekosistem tersebut, lanjutnya memiliki peran penting dengan memberikan berbagai manfaat nilai instrik dan fungsi kehidupan seperti penyimpan cadangan karbon, perlindungan dari bencana, habitat untuk biodiversitas, hingga pemenuhan kebutuhan manusia yang bernilai ekonomi serta eco-tourism.

Sebelumnya Dirjen PDASRH Dyah Murtiningsih melakukan penanaman pohon serentak di HPT Pedamaran, Desa Cinta, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan yang merupakan kawasan ekosistem gambut.

"Gerakan penanaman pohon menunjukkan urgensi pohon sentral bagi kehidupan di Bumi. Pohon memiliki andil dalam pertumbuhan manusia dan seluruh makhluk hidup," katanya.

Dyah juga menegaskan kegiatan penanaman pohon secara serentak juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lahan basah, khususnya mangrove.

"Mari kita tanam minimal 25 pohon seumur hidup untuk setiap individu penduduk kita. Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon," ujarnya.

Saat penanaman di kawasan mangrove, Dyah bersama jajaran Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menanam tanaman jenis Jelatung, Pulai, Belangiran dan Pelawean.

Memperingati Hari Lahan Basah Sedunia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali melakukan penanaman pohon serentak di seluruh wilayah Indonesia pada 7 Februari 2024.

Aksi penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim, lanjut Dyah, juga sebagai upaya menjaga Bumi dari pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata, dan perlu diantisipasi bersama.

Peringatan hari lahan basah sedunia diperingati setiap 2 Februari. Oleh karena itu, penanaman serentak kali ini juga dilakukan di kawasan mangrove dan gambut yang termasuk kategori lahan basah.

Dikatakannya, bertema "Wetlands and Human Wellbeing", peringatan Hari Lahan Basah Sedunia ini, mengingatkan pentingnya hubungan yang erat antara lahan basah dan manusia.

"Pengelolaan yang bertanggung jawab, dan dukungan terhadap ekosistem tersebut sangatlah vital bagi keberlangsungan hidup manusia," katanya.

Baca juga: 1.500 bibit mangrove ditanam di kawasan Taman Nasional Bunaken

Baca juga: BRGM – KLHK tegaskan komitmen pemeliharaan lahan basah Indonesia

Baca juga: KLHK tanam ribuan pohon di Hutan Kemasyarakatan Banjarbaru

Baca juga: KLHK tanam mangrove peringati Hari Lahan Basah Sedunia di Tarakan