Bengkulu (ANTARA News) - Perbaikan rumah yang ditempati Bung Karno saat pengasingan di Bengkulu kurun 1938 hingga 1942 masih menggunakan jasa pekerja yang memugar Benda Cagar Budaya itu pada 1985.

"Pekerjanya masih orang yang sama saat memugar pada 1985, mereka masih sehat dan kami harapkan lebih lancar karena sudah `mengenal` rumah ini," kata Koordinator Juru Pelihara Benda Cagar Budaya (BCB) Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi wilayah Provinsi Bengkulu Sugrahanudin di Bengkulu, Kamis.

Ia mengatakan terdapat empat orang pekerja dibantu enam orang asisten sehingga total 10 orang yang akan merehab rumah di Jalan Soekarn-Hatta Kelurahan Anggut Atas Kota Bengkulu itu.

Empat orang pekerja rehab tersebut kata dia yang bertanggungjawab menangani pemugaran terakhir pada 1985.

Sedangkan pada 2003 hanya dilakukan perbaikan genteng yang bergeser akibat gempa bumi berkekuatan besar melanda Bengkulu pada 2000.

"Perbaikan pada 2003 hanya memperbaiki genteng yang bergeser dan pengecatan seluruh bagian rumah," katanya.

Bahan-bahan yang dipergunakan kata dia diupayakan sama dengan material saat pemugaran atau rehab pada 1985.

Termasuk warna cat rumah yakni kuning gading yang merupakan warna asli rumah yang dibangun pada 1918 itu.

Para pekerja tersebut akan diawasi atau dibimbing tiga orang petugas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui BPCB wilayah Jambi yang sudah tiba di Bengkulu pada Selasa (10/9).

Pantauan di rumah bersejarah itu, pekerja mulai menurunkan sejumlah genteng untuk memperbaiki kerusakan pada sejumlah kusen yang lapuk.

Perbaikan rumah tersebut kata dia tidak 100 persen, tetapi diprioritaskan pada bagian-bagian yang rusak parah, sebab dana terbatas.


(KR-RNI/Z003)