Surabaya (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR RI (bidang kesehatan, ketenagakerjaan, pengawasan obat dan makanan) melakukan inspeksi mendadak terkait kesiapan petugas kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya dalam mengantisipasi terpaparnya calon haji Jatim oleh Virus Corona.

Dalam sidak itu, dua anggota Komisi IX DPR RI yakni dr Nova Riyanti Yusuf SpKJ dan Anita Jacoba terlihat berkeliling meninjau Poliklinik PPIH Embarkasi Surabaya, Unit Pengendali Risiko Lingkungan (PRL), dan laboratorium sampel makanan di kompleks Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Kamis.

Didampingi Kabid Kesehatan Haji PPIH Embarkasi Surabaya dr Oenedo Gumarang MPHM dan Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya HM Asyhuri, keduanya juga sempat berdialog dengan petugas kesehatan haji tentang antisipasi Virus Corona itu.

"Kami (DPR RI) mempunya Panja Kesehatan Haji, karena itu kami memeriksa kesiapan 17 embarkasi dalam pelayanan kesehatan haji, di antaranya melihat angka kematian calon haji, penanganan calon haji risiko tinggi (risti), dan juga antisipasi Virus Corona," kata dr Nova Yusuf.

Menurut legislator yang pernah meninjau langsung kondisi kesehatan calon haji Indonesia di Tanah Suci pada tahun 2009 itu, calon haji lanjut usia (lansia) yang tergolong calon haji "risti" perlu mendapat perhatian khusus, apalagi kondisi di Tanah Suci saat ini banyak tantangan fisik.

"Untuk Virus Corona, saya kira sosialisasi PHBS (Pola Hidup Bersih Sehat) sejak di kabupaten/kota lebih penting, karena virus itu belum ada vaksin-nya, tapi saya kira sosialisasi dalam bentuk penyuluhan tidak cukup, namun perlu tertulis dalam bentuk brosur atau buku saku," ujarnya.

Oleh karena itu, hasil dialog dengan sejumlah petugas kesehatan di PPIH Embarkasi Surabaya tentang sosialisasi Virus Corona secara tertulis dalam bentuk buku saku atau poster akan dijadikan rekomendasi untuk dibahas dalam Panja Kesehatan Haji DPR RI.

"Buku saku atau brosur itu penting agar bisa dibaca calon haji di perjalanan, sebab kalau hanya penyuluhan bisa lupa. Petugas di sini sudah membuat sosialisasi berbentuk standing banner, karena mereka terkendala biaya kalau harus berbentuk buku atau brosur untuk calon haji," tuturnya.



Siap Antisipasi Corona

Sementara itu, Kabid Kesehatan Haji PPIH Embarkasi Surabaya dr Oenedo Gumarang MPHM menyatakan, pihaknya sudah melakukan penyuluhan setiap menyambut kedatangan calon haji dalam satu kloter yang tiba di Bagian Penerimaan Asrama Haji Embarkasi Surabaya.

"Intinya, penyuluhan itu untuk mengingatkan para calon haji agar mengenali diri dan senantiasa melakukan pola hidup sehat, sebab Virus Corona itu mudah menular secara droplet saat berbicara/ngobrol atau batuk, karena itu setiap calon haji diberi empat masker," ucapnya.

Sepulang jamaah haji dari Tanah Suci, kata Oenedo yang juga Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Klas I Surabaya itu, pihaknya menyiapkan thermal scanner untuk mengukur suhu mereka, lalu kondisi terakhir itu akan diamati selama 14 hari (dua kali masa inkubasi penyakit).

"Jadi, secara teknis, kami siap, termasuk bila Virus Corona itu benar-benar menjangkiti calon haji dari Jatim, tapi kami berharap hal itu tidak terjadi dan kami juga tidak mau sombong tentang kesiapan itu, yang penting ada tim yang akan melakukan pemeriksaan dan pengawasan," tukasnya.

Pada akhir Mei lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa di Arab Saudi telah terjadi 38 kasus virus Corona dengan 22 orang di antaranya telah meninggal dunia. Selain di Arab Saudi, virus itu dilaporkan memapar warga Afrika dan Prancis.

Ia menambahkan PPIH Embarkasi Surabaya mencatat 2.835 calon haji atau 10 persen dari 28.356 calon haji di Embarkasi Surabaya (Jatim, Bali, NTT) merupakan calon haji "risti" dengan usia 60 tahun ke atas. "Mereka akan diawasi sejak berangkat, saat di Tanah Suci, hingga pulang," katanya.