Rupiah melemah jadi Rp11.345 per dolar AS
12 September 2013 10:25 WIB
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta, Kamis, turun menjadi Rp11.345 per dolar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya yang masih berada di posisi Rp11.300 per dolar AS.(ANTARAFOTO/Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada Kamis pagi, turun 45 poin menjadi Rp11.345 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta.
"Penguatan nilai tukar rupiah tertahan menyusul langkah pelaku pasar uang yang sedikit menahan diri menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.
Ia menambahkan, penurunan nilai rupiah terjadi setelah beredar spekulasi pemerintah akan menahan penguatan nilai tukar domestik untuk memacu ekspor.
"Meski demikian, kondisi itu akan sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memastikan perbaikan neraca berjalan," katanya.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, juga mengatakan investor sedang bersikap waspada menjelang pertemuan Bank Indonesia pada Kamis ini guna melihat upaya lebih lanjut untuk menstabilkan rupiah dan data-data ekonomi ekonomi domestik.
Ia berharap, perekonomian China yang stabil dan berkurangnya kecemasan atas serangan militer Amerika Serikat ke Suriah bisa memberikan sentimen positif untuk jangka panjang pada pergerakan nilai rupiah.
"Secara teknikal nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat meski masih dibayangi kekhawatiran dari investor terhadap inflasi, defisit neraca perdagangan, dan perlambatan ekonomi Indonesia," katanya.
"Penguatan nilai tukar rupiah tertahan menyusul langkah pelaku pasar uang yang sedikit menahan diri menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.
Ia menambahkan, penurunan nilai rupiah terjadi setelah beredar spekulasi pemerintah akan menahan penguatan nilai tukar domestik untuk memacu ekspor.
"Meski demikian, kondisi itu akan sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memastikan perbaikan neraca berjalan," katanya.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, juga mengatakan investor sedang bersikap waspada menjelang pertemuan Bank Indonesia pada Kamis ini guna melihat upaya lebih lanjut untuk menstabilkan rupiah dan data-data ekonomi ekonomi domestik.
Ia berharap, perekonomian China yang stabil dan berkurangnya kecemasan atas serangan militer Amerika Serikat ke Suriah bisa memberikan sentimen positif untuk jangka panjang pada pergerakan nilai rupiah.
"Secara teknikal nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat meski masih dibayangi kekhawatiran dari investor terhadap inflasi, defisit neraca perdagangan, dan perlambatan ekonomi Indonesia," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: