BKKBN: Pemerintah dorong semua pihak capai target generasi emas 2045
7 Februari 2024 16:08 WIB
Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Bonivasius Prasetya Ichtiarto saat memeberi kuliah umum di kampus UMRI di Pekanbaru. ANTARA/HO-IPKB Riau.
Pekanbaru (ANTARA) - Deputi Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengatakan pemerintah terus mendorong semua pihak untuk berupaya memiliki generasi yang unggul guna mencapai target generasi emas pada tahun 2045.
"Untuk mencapai generasi emas itu, BKKBN mengemban sejumlah tugas untuk memastikan penambahan penduduk yang terkendali dan kualitas penduduk meningkat, mobilitas penduduk terarah dan memiliki data informasi kependudukan," kata Bonivasius saat memberi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Riau seperti dikutip dalam keterangan yang diterima di Pekanbaru, Rabu.
Baca juga: BKKBN: Tumbuh kembang otak anak harus diperhatikan sejak 1000 HPK
Bonivasius mengatakan jumlah penduduk Indonesia kini mencapai 278,69 juta jiwa dan 70 persen diantaranya adalah usia produktif, dominan generasi Z (gen Z), milenial, dan Gen X.
Mereka tersebar paling banyak di Jawa (56,10 persen), di Sumatera (21,68 persen), di Kalimantan 6,15 persen, Sulawesi 7,36 persen, Bali 5,54 persen, Maluku dan Papua sebanyak 3,17 persen.
"Persebaran penduduk ini bisa merata dengan cara menciptakan peluang pemerataan ekonomi di daerah yang berpenduduk sedikit, sehingga upaya pembangunan di luar Pulau Jawa dan Sumatera diharapkan bisa mendorong perpindahan penduduk dari wilayah padat ke yang sedikit," katanya.
Selain itu, katanya, menciptakan generasi produktif (usia 20-55 tahun) bersamaan dengan meningkatkan kesehatan, kemampuan dan kualitas mereka dengan baik. Sebab, bonus demografi bisa diraih jika kondisi ideal untuk pembangunan dan harus dimanfaatkan untuk kemakmuran.
Para lansia juga harus disiapkan untuk memiliki pendidikan kualitas kesehatan dan pendidikan yang baik, sehingga saat usia tua mereka tidak menjadi beban.
"Keluarga adalah tiang negara, oleh karena itu BKKBN ditugaskan Presiden untuk membangun Kampung Keluarga Berkualitas, sehingga di masyarakat tidak banyak orang yang menikah dini, menekan pengaruh negatif gadget dan informasi teknologi," katanya.
Baca juga: Pemuda unggul modal kuat wujudkan Indonesia Emas 2045
Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Saidul Amin mengatakan bonus demografi itu luar biasa, dengan jumlah penduduk produktif banyak akan memberi pengaruh positif. Contohnya China yang efektif memanfaatkan lonjakan penduduk mereka dengan cara mendorong pertumbuhan industri rumah tangga, sehingga banyak produk yang diproduksi dengan skala industri rumah tangga dan mengangkat perekonomian negara.
Kepala BKKBN Perwakilan Riau Mardalena Wati Yulia mengatakan peran generasi muda sangat besar dalam mengisi pembangunan, kendati pemuda masih menghadapi banyak masalah, seperti narkoba, seks bebas, stunting, sehingga mahasiswa bisa mengambil peran mencegah stunting dari hulu.
"Mahasiswa setelah lulus kuliah kelak akan menikah, perlu upaya prakonsepsi agar melahirkan anak sehat dan berkualitas, sehingga bun,us demografi yang muncul bisa dihadapi dengan baik yakni melakukan skrining para calon pengantin dan mengisi aplikasi elektronik siap nikah siap hamil (Elsimil)," kata Mardalena.
"Untuk mencapai generasi emas itu, BKKBN mengemban sejumlah tugas untuk memastikan penambahan penduduk yang terkendali dan kualitas penduduk meningkat, mobilitas penduduk terarah dan memiliki data informasi kependudukan," kata Bonivasius saat memberi kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Riau seperti dikutip dalam keterangan yang diterima di Pekanbaru, Rabu.
Baca juga: BKKBN: Tumbuh kembang otak anak harus diperhatikan sejak 1000 HPK
Bonivasius mengatakan jumlah penduduk Indonesia kini mencapai 278,69 juta jiwa dan 70 persen diantaranya adalah usia produktif, dominan generasi Z (gen Z), milenial, dan Gen X.
Mereka tersebar paling banyak di Jawa (56,10 persen), di Sumatera (21,68 persen), di Kalimantan 6,15 persen, Sulawesi 7,36 persen, Bali 5,54 persen, Maluku dan Papua sebanyak 3,17 persen.
"Persebaran penduduk ini bisa merata dengan cara menciptakan peluang pemerataan ekonomi di daerah yang berpenduduk sedikit, sehingga upaya pembangunan di luar Pulau Jawa dan Sumatera diharapkan bisa mendorong perpindahan penduduk dari wilayah padat ke yang sedikit," katanya.
Selain itu, katanya, menciptakan generasi produktif (usia 20-55 tahun) bersamaan dengan meningkatkan kesehatan, kemampuan dan kualitas mereka dengan baik. Sebab, bonus demografi bisa diraih jika kondisi ideal untuk pembangunan dan harus dimanfaatkan untuk kemakmuran.
Para lansia juga harus disiapkan untuk memiliki pendidikan kualitas kesehatan dan pendidikan yang baik, sehingga saat usia tua mereka tidak menjadi beban.
"Keluarga adalah tiang negara, oleh karena itu BKKBN ditugaskan Presiden untuk membangun Kampung Keluarga Berkualitas, sehingga di masyarakat tidak banyak orang yang menikah dini, menekan pengaruh negatif gadget dan informasi teknologi," katanya.
Baca juga: Pemuda unggul modal kuat wujudkan Indonesia Emas 2045
Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Saidul Amin mengatakan bonus demografi itu luar biasa, dengan jumlah penduduk produktif banyak akan memberi pengaruh positif. Contohnya China yang efektif memanfaatkan lonjakan penduduk mereka dengan cara mendorong pertumbuhan industri rumah tangga, sehingga banyak produk yang diproduksi dengan skala industri rumah tangga dan mengangkat perekonomian negara.
Kepala BKKBN Perwakilan Riau Mardalena Wati Yulia mengatakan peran generasi muda sangat besar dalam mengisi pembangunan, kendati pemuda masih menghadapi banyak masalah, seperti narkoba, seks bebas, stunting, sehingga mahasiswa bisa mengambil peran mencegah stunting dari hulu.
"Mahasiswa setelah lulus kuliah kelak akan menikah, perlu upaya prakonsepsi agar melahirkan anak sehat dan berkualitas, sehingga bun,us demografi yang muncul bisa dihadapi dengan baik yakni melakukan skrining para calon pengantin dan mengisi aplikasi elektronik siap nikah siap hamil (Elsimil)," kata Mardalena.
Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: