KLHK tanam mangrove peringati Hari Lahan Basah Sedunia di Tarakan
7 Februari 2024 15:04 WIB
Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Pelaksanaan SDGs dan Riset Lingkungan Henry Bastaman dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kaltara Bustan saat aksi penanaman bibit mangrove Rhizopora di Tarakan, Rabu (7/2). ANTARA/Susylo Asmalyah.
Tarakan (ANTARA) - Dalam rangka memperingati Hari Lahan Basah Sedunia Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan penanaman bibit mangrove rhizopora sebanyak 1.500 batang di Kelurahan Kampung Empat, Tarakan, Rabu.
“Gerakan penanaman pohon menunjukkan urgensi pohon sebagai sentral bagi kehidupan di bumi," kata Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Pelaksanaan SDGs dan Riset Lingkungan, Henry Bastaman di sela penanaman bibit mangrove Rhizopora di Tarakan.
Dia mengatakan penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim.
Baca juga: Kalbar tanam 1.200 pohon pada Hari Lahan Basah Sedunia
"Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan menanam pohon,” kata Henry.
Aksi ini sejalan dengan misi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk memulihkan gambut, menghijaukan mangrove, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka Hari Lahan Basah Sedunia, BRGM bersama KLHK melaksanakan penanaman pohon serentak di ekosistem gambut dan mangrove pada 7 Februari 2024.
Penanaman serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, namun BRMG melaksanakannya di wilayah kerja institusi tersebut, yaitu Provinsi Riau, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.
Jajaran Forkompinda Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) beserta Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM melakukan penanaman bibit mangrove Rhizopora sebanyak 1.500 bibit.
Baca juga: BRGM bersama KLHK lakukan penanaman pohon mangrove di Jayapura Papua
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN), luas mangrove eksisting di Kalimantan Utara sekitar 178 ribu hektare dan memiliki potensi habitat mangrove mencapai 122 ribu hektare. Oleh karena itu, Provinsi Kaltara termasuk dalam salah satu wilayah prioritas BRGM untuk pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove.
Selama tahun 2021 hingga kini, BRGM telah melakukan percepatan rehabilitasi mangrove di Kaltara melalui penanaman lebih dari tiga juta bibit mangrove di atas lahan seluas 1.565 hektare.
Dalam pelaksanaannya, program percepatan rehabilitasi mangrove yang berjalan selama tiga tahun ini melibatkan 1.012 orang di 14 desa yang tersebar di empat kabupaten/kota, yaitu Tarakan, Tana Tidung, Bulungan, dan Nunukan.
Kegiatan tersebut mengundang seluruh pihak terkait, yakni Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, perusahaan swasta, mitra pembangunan, LSM, TNI-Polri, masyarakat, hingga Pramuka untuk melakukan seremoni penanaman mangrove secara bersama-sama pada lahan seluas satu hektare milik Pemkot Tarakan.
Dukungan dan partisipasi dari Pemerintah Daerah menjadi bagian penting dalam upaya percepatan rehabilitasi mangrove di Kaltara.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kaltara Bustan memimpin kegiatan penanaman serentak di Kelurahan Kampung Empat tersebut.
Menurut Bustan, penanaman mangrove ini merupakan bukti komitmen serius dari pemerintah dalam mengupayakan pemulihan lingkungan hidup.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kaltara, saya mengajak masyarakat, khususnya Pemerintah Kota Tarakan untuk bersama-sama terlibat aktif dalam kegiatan ini," kata Bustan.
Kegiatan tersebut adalah upaya penting untuk mengembalikan fungsi ekosistem, yang akan bermanfaat bagi lintas generasi dan penyelamatan masa depan bangsa.
Baca juga: KLHK paparkan pentingnya lahan basah bagi keanekaragaman hayati
Baca juga: Sambut Hari Lahan Basah, KLHK laksanakan kegiatan penanaman pohon di Jambi
Sedangkan Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama dalam sambutannya mewakili Kepala BRGM menjelaskan fungsi mangrove sebagai pelindung daerah pesisir.
Selain itu, untuk perlindungan dari abrasi, angin kencang dan tsunami, pariwisata, menyediakan berbagai hasil hutan, mendukung produksi perikanan laut, sebagai habitat flora dan fauna, serta mitigasi perubahan iklim.
Oleh karena itu, aksi penanaman pohon ini diharapkan menjadi motivasi masyarakat agar ikut berpartisipasi menjaga ekosistem lahan basah di Indonesia.
“Gerakan penanaman pohon menunjukkan urgensi pohon sebagai sentral bagi kehidupan di bumi," kata Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Pelaksanaan SDGs dan Riset Lingkungan, Henry Bastaman di sela penanaman bibit mangrove Rhizopora di Tarakan.
Dia mengatakan penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim.
Baca juga: Kalbar tanam 1.200 pohon pada Hari Lahan Basah Sedunia
"Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan menanam pohon,” kata Henry.
Aksi ini sejalan dengan misi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk memulihkan gambut, menghijaukan mangrove, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka Hari Lahan Basah Sedunia, BRGM bersama KLHK melaksanakan penanaman pohon serentak di ekosistem gambut dan mangrove pada 7 Februari 2024.
Penanaman serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia, namun BRMG melaksanakannya di wilayah kerja institusi tersebut, yaitu Provinsi Riau, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.
Jajaran Forkompinda Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) beserta Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM melakukan penanaman bibit mangrove Rhizopora sebanyak 1.500 bibit.
Baca juga: BRGM bersama KLHK lakukan penanaman pohon mangrove di Jayapura Papua
Berdasarkan Peta Mangrove Nasional (PMN), luas mangrove eksisting di Kalimantan Utara sekitar 178 ribu hektare dan memiliki potensi habitat mangrove mencapai 122 ribu hektare. Oleh karena itu, Provinsi Kaltara termasuk dalam salah satu wilayah prioritas BRGM untuk pelaksanaan percepatan rehabilitasi mangrove.
Selama tahun 2021 hingga kini, BRGM telah melakukan percepatan rehabilitasi mangrove di Kaltara melalui penanaman lebih dari tiga juta bibit mangrove di atas lahan seluas 1.565 hektare.
Dalam pelaksanaannya, program percepatan rehabilitasi mangrove yang berjalan selama tiga tahun ini melibatkan 1.012 orang di 14 desa yang tersebar di empat kabupaten/kota, yaitu Tarakan, Tana Tidung, Bulungan, dan Nunukan.
Kegiatan tersebut mengundang seluruh pihak terkait, yakni Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, perusahaan swasta, mitra pembangunan, LSM, TNI-Polri, masyarakat, hingga Pramuka untuk melakukan seremoni penanaman mangrove secara bersama-sama pada lahan seluas satu hektare milik Pemkot Tarakan.
Dukungan dan partisipasi dari Pemerintah Daerah menjadi bagian penting dalam upaya percepatan rehabilitasi mangrove di Kaltara.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kaltara Bustan memimpin kegiatan penanaman serentak di Kelurahan Kampung Empat tersebut.
Menurut Bustan, penanaman mangrove ini merupakan bukti komitmen serius dari pemerintah dalam mengupayakan pemulihan lingkungan hidup.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kaltara, saya mengajak masyarakat, khususnya Pemerintah Kota Tarakan untuk bersama-sama terlibat aktif dalam kegiatan ini," kata Bustan.
Kegiatan tersebut adalah upaya penting untuk mengembalikan fungsi ekosistem, yang akan bermanfaat bagi lintas generasi dan penyelamatan masa depan bangsa.
Baca juga: KLHK paparkan pentingnya lahan basah bagi keanekaragaman hayati
Baca juga: Sambut Hari Lahan Basah, KLHK laksanakan kegiatan penanaman pohon di Jambi
Sedangkan Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama dalam sambutannya mewakili Kepala BRGM menjelaskan fungsi mangrove sebagai pelindung daerah pesisir.
Selain itu, untuk perlindungan dari abrasi, angin kencang dan tsunami, pariwisata, menyediakan berbagai hasil hutan, mendukung produksi perikanan laut, sebagai habitat flora dan fauna, serta mitigasi perubahan iklim.
Oleh karena itu, aksi penanaman pohon ini diharapkan menjadi motivasi masyarakat agar ikut berpartisipasi menjaga ekosistem lahan basah di Indonesia.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: