Kasal ungkap Turki bersedia kerja sama dengan RI buat rudal nasional
6 Februari 2024 22:03 WIB
Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali (tiga kanan) menjawab pertanyaan wartawan saat jumpa pers selepas upacara penyambutan Satgas MTF TNI KONGA XXVIII-N UNIFIL di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Selasa (6/2/2024). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali mengungkap kemungkinan Turki bekerja sama dengan Indonesia untuk bersama-sama membuat peluru kendali (rudal) jelajah anti-kapal di dalam negeri.
Kerja sama itu diyakini merupakan bagian dari pembelian rudal ATMACA buatan perusahaan Turki Rocketsan yang memodernisasi persenjataan kapal-kapal perang TNI AL.
“Rudal ATMACA ini cukup bagus juga, sekelas Harpoon, sekelas Exocet, tetapi buatan Turki, dan ini dari Turki rencananya bersedia buat kerja sama dengan produk lokal, dengan komponen lokal, nanti (itu) bisa diharapkan menjadi rudal nasional. Tetapi itu masih pembicaraan lebih lanjut, belum final,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Selasa.
Dalam paparan PT PAL kepada Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, galangan kapal plat merah itu kemungkinan memasang rudal ATMACA di beberapa kapal, di antaranya untuk Parchim class, Fatahillah class, dan FPB-57 class. Dalam paparannya itu, PT PAL menyebut rudal ATMACA punya daya jelajah hingga 220 kilometer.
Terlepas dari itu, Ali menyebut TNI AL masih mempelajari kapal-kapal mana yang bakal dipersenjatai rudal ATMACA.
“Memang ada 41 kapal yang direncanakan melaksanakan refurbishment (modernisasi, red.) secara bertahap, tetapi kita tidak bisa langsung. Kita teliti, pelajari lagi kemungkinan mana yang bisa ditempatkan rudal ATMACA,” kata Laksamana Ali.
Dalam paparan yang sama, saat Menhan Prabowo berkunjung ke galangan kapal PT PAL, produsen kapal dalam negeri itu melaporkan progress modernisasi 41 kapal mencapai 40 persen. Sebanyak 25 kapal perang telah diperbaiki bagian badannya.
Beberapa jenis kapal yang masuk dalam proyek modernisasi itu, antara lain fast patrol boat (FBB) class, Parchim class, PKR class, Sigma class, Bung Tomo class, dan Corvette Fatahillah class.
Prabowo, di lokasi yang sama, juga meminta TNI AL mempelajari kapal-kapal lainnya yang juga butuh modernisasi. "Tolong dipelajari kembali semua platform yang bisa kita modernisasi, kita akan modernisasi," kata Menhan Prabowo ke PT PAL.
Beberapa media asing bulan lalu memberitakan Indonesia melalui PT Republik Defesindo membeli 45 unit rudal ATMACA dari Rocketsan yang nantinya diperuntukkan kepada TNI Angkatan Laut. Jika pembelian itu benar, maka TNI AL menjadi pengguna asing pertama produk rudal jelajah anti-kapal buatan dalam negeri Turki itu.
Sejauh ini, Kementerian Pertahanan RI belum mengumumkan secara resmi pembelian rudal ATMACA buatan Turki itu.
Kerja sama itu diyakini merupakan bagian dari pembelian rudal ATMACA buatan perusahaan Turki Rocketsan yang memodernisasi persenjataan kapal-kapal perang TNI AL.
“Rudal ATMACA ini cukup bagus juga, sekelas Harpoon, sekelas Exocet, tetapi buatan Turki, dan ini dari Turki rencananya bersedia buat kerja sama dengan produk lokal, dengan komponen lokal, nanti (itu) bisa diharapkan menjadi rudal nasional. Tetapi itu masih pembicaraan lebih lanjut, belum final,” kata Laksamana Ali menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui di Dermaga Kolinlamil, Jakarta, Selasa.
Dalam paparan PT PAL kepada Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, galangan kapal plat merah itu kemungkinan memasang rudal ATMACA di beberapa kapal, di antaranya untuk Parchim class, Fatahillah class, dan FPB-57 class. Dalam paparannya itu, PT PAL menyebut rudal ATMACA punya daya jelajah hingga 220 kilometer.
Terlepas dari itu, Ali menyebut TNI AL masih mempelajari kapal-kapal mana yang bakal dipersenjatai rudal ATMACA.
“Memang ada 41 kapal yang direncanakan melaksanakan refurbishment (modernisasi, red.) secara bertahap, tetapi kita tidak bisa langsung. Kita teliti, pelajari lagi kemungkinan mana yang bisa ditempatkan rudal ATMACA,” kata Laksamana Ali.
Dalam paparan yang sama, saat Menhan Prabowo berkunjung ke galangan kapal PT PAL, produsen kapal dalam negeri itu melaporkan progress modernisasi 41 kapal mencapai 40 persen. Sebanyak 25 kapal perang telah diperbaiki bagian badannya.
Beberapa jenis kapal yang masuk dalam proyek modernisasi itu, antara lain fast patrol boat (FBB) class, Parchim class, PKR class, Sigma class, Bung Tomo class, dan Corvette Fatahillah class.
Prabowo, di lokasi yang sama, juga meminta TNI AL mempelajari kapal-kapal lainnya yang juga butuh modernisasi. "Tolong dipelajari kembali semua platform yang bisa kita modernisasi, kita akan modernisasi," kata Menhan Prabowo ke PT PAL.
Beberapa media asing bulan lalu memberitakan Indonesia melalui PT Republik Defesindo membeli 45 unit rudal ATMACA dari Rocketsan yang nantinya diperuntukkan kepada TNI Angkatan Laut. Jika pembelian itu benar, maka TNI AL menjadi pengguna asing pertama produk rudal jelajah anti-kapal buatan dalam negeri Turki itu.
Sejauh ini, Kementerian Pertahanan RI belum mengumumkan secara resmi pembelian rudal ATMACA buatan Turki itu.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2024
Tags: