BI sebut pertumbuhan ekonomi DIY 2023 lampaui nasional
6 Februari 2024 16:55 WIB
Ilustrasi - Pengendara melintas di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (21/12/2020). Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan revitalisasi kawasan Tugu Pal Putih dengan memindahkan kabel-kabel ke dalam tanah memadukan konsep cagar budaya dengan sumbu filosofis sebagai upaya mempercantik ikon Kota Yogyakarta. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.
Yogyakarta (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta Ibrahim menyebut pertumbuhan ekonomi DIY selama 2023 mencapai 5,07 persen, lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 5,05 persen.
"Secara keseluruhan tahun 2023, perekonomian DIY tumbuh 5,07 persen 'year on year' (yoy) tertinggi se-Jawa dan lebih tinggi dibandingkan nasional," kata Ibrahim dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa.
Ibrahim menuturkan faktor pendorong perekonomian DIY sepanjang 2023 antara lain permintaan domestik yang masih kuat disertai dengan kenaikan pendapatan upah minimum provinsi (UMP) 2023.
Baca juga: KSP: Ekonomi RI 2023 lebih tinggi dibanding sejumlah negara G20
Kenaikan APBD perubahan yang berdampak pada belanja pemerintah serta masih berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional (PSN), disebutkan Ibrahim, turut menopang pertumbuhan ekonomi di DIY.
Meski demikian, Ibrahim mengakui kinerja perekonomian yang bertumbuh positif itu masih tertahan oleh pengaruh dinamika ketidakpastian geopolitik di tengah konflik yang berlangsung serta fenomena El-Nino yang memengaruhi produksi pertanian.
Dia menyebut pertumbuhan ekonomi DIY 2023 secara akumulatif relatif melambat jika dibandingkan 2022 yang tumbuh sebesar 5,15 persen (yoy).
Sementara itu, khusus untuk triwulan IV 2023, Ibrahim mencatat pertumbuhan ekonomi DIY tumbuh positif sebesar 4,86 persen (yoy), meski melambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,96 persen (yoy).
Beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY di penghujung 2023, kata dia, antara lain penghapusan PPKM sejak akhir 2022 sehingga menjadi pendorong aktivitas wisata sepanjang tahun lalu, termasuk saat momentum Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, persiapan pelaksanaan kampanye pemilu, berlanjutnya pembangunan PSN dan proyek strategis daerah lainnya, seperti pelabuhan di Gunung Kidul, proyek tol Jogja-Solo dan jembatan Srandakan II.
"Meski demikian, kinerja positif ekonomi pada periode laporan tertahan oleh pengaruh dinamika cuaca yang menyebabkan mundurnya masa panen komoditas hortikultura dan ketidakpastian kondisi perekonomian yang menahan permintaan ekspor serta memengaruhi kinerja industri pengolahan," kata dia.
Baca juga: Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi RI capai target pada 2024
BI memperkirakan perekonomian DIY tahun 2024 bakal melanjutkan pertumbuhan positif pada kisaran 4,8-5,6 persen (yoy).
Menurut Ibrahim, beberapa tantangan yang berasal dari perekonomian global maupun domestik perlu diantisipasi agar dapat mencapai ekonomi DIY yang berkualitas dan berkesinambungan, sehingga mendorong kesejahteraan masyarakatnya.
"Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan Instansi terkait lainnya akan terus diperkuat untuk meningkatkan perekonomian DIY," ujar dia.
"Secara keseluruhan tahun 2023, perekonomian DIY tumbuh 5,07 persen 'year on year' (yoy) tertinggi se-Jawa dan lebih tinggi dibandingkan nasional," kata Ibrahim dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa.
Ibrahim menuturkan faktor pendorong perekonomian DIY sepanjang 2023 antara lain permintaan domestik yang masih kuat disertai dengan kenaikan pendapatan upah minimum provinsi (UMP) 2023.
Baca juga: KSP: Ekonomi RI 2023 lebih tinggi dibanding sejumlah negara G20
Kenaikan APBD perubahan yang berdampak pada belanja pemerintah serta masih berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional (PSN), disebutkan Ibrahim, turut menopang pertumbuhan ekonomi di DIY.
Meski demikian, Ibrahim mengakui kinerja perekonomian yang bertumbuh positif itu masih tertahan oleh pengaruh dinamika ketidakpastian geopolitik di tengah konflik yang berlangsung serta fenomena El-Nino yang memengaruhi produksi pertanian.
Dia menyebut pertumbuhan ekonomi DIY 2023 secara akumulatif relatif melambat jika dibandingkan 2022 yang tumbuh sebesar 5,15 persen (yoy).
Sementara itu, khusus untuk triwulan IV 2023, Ibrahim mencatat pertumbuhan ekonomi DIY tumbuh positif sebesar 4,86 persen (yoy), meski melambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,96 persen (yoy).
Beberapa faktor pendorong pertumbuhan ekonomi DIY di penghujung 2023, kata dia, antara lain penghapusan PPKM sejak akhir 2022 sehingga menjadi pendorong aktivitas wisata sepanjang tahun lalu, termasuk saat momentum Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, persiapan pelaksanaan kampanye pemilu, berlanjutnya pembangunan PSN dan proyek strategis daerah lainnya, seperti pelabuhan di Gunung Kidul, proyek tol Jogja-Solo dan jembatan Srandakan II.
"Meski demikian, kinerja positif ekonomi pada periode laporan tertahan oleh pengaruh dinamika cuaca yang menyebabkan mundurnya masa panen komoditas hortikultura dan ketidakpastian kondisi perekonomian yang menahan permintaan ekspor serta memengaruhi kinerja industri pengolahan," kata dia.
Baca juga: Airlangga optimistis pertumbuhan ekonomi RI capai target pada 2024
BI memperkirakan perekonomian DIY tahun 2024 bakal melanjutkan pertumbuhan positif pada kisaran 4,8-5,6 persen (yoy).
Menurut Ibrahim, beberapa tantangan yang berasal dari perekonomian global maupun domestik perlu diantisipasi agar dapat mencapai ekonomi DIY yang berkualitas dan berkesinambungan, sehingga mendorong kesejahteraan masyarakatnya.
"Sinergi dan kolaborasi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan Instansi terkait lainnya akan terus diperkuat untuk meningkatkan perekonomian DIY," ujar dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: