Beijing (ANTARA News) - Buku roman "Habibie dan Ainun" versi Mandarin pada Selasa malam (10/9) diluncurkan di Beijing sebagai diplomasi cinta menumbuhkan saling pemahaman sekaligus mempererat hubungan Indonesia-China.

"Dengan buku ini masyarakat China akan semakin mengetahui sosok Habibie sebagai salah satu putra terbaik Indonesia bersama Ibu Hasri Ainun," kata Prof Deng Junbing, penerjemah buku "Habibie dan Ainun" versi Mandarin.

Deng Junbing adalah istri Duta Besar China untuk Indonesia periode 1995-1998, Zhou Gang. "Di masa itulah saya mengenal sosok Habibie dan istri tercintanya, Hasri Ainun," ungkapnya.

"Setelah kami kembali ke China sempat bertemu kembali dengan Habibie pada April 2009, dan kedua pada Agustus 2011. Pada pertemuan kedua, kami belum tahu jika Ibu Ainun telah tiada, sampai akhirnya Habibie memberikan kami buku berjudul `Habibie dan Ainun' saat itu sebagai tanda persahabatan," tuturnya.

Setelah itu, Deng Junbing mengemukakan, selama dua tahun dirinya menerjemahkan buku "Habibie dan Ainun' dalam bahasa Mandarin.

"Ini buku ini telah hadir dan akan beredar di China, semoga kehadiran Habibie sebagai sosok putra terbaik Indonesia di China untuk yang kedua kalinya bersama bukunya 'Habibie dan Ainun' versi Mandarin tidak saja akan makin mempererat hubungan dua negara, tetapi juga masyarakat kedua bangsa," ujarnya.

Habibie melakukan kunjungan ke China pertama kali pada 1997. Pada kunjungan kali ini, Habibie selain menghadiri peluncuran bukunya juga sempat bertemu dengan masyarakat Indonesia di China, serta ketua parlemen China.

"Ini kunjungan saya kedua kali ke China setelah hampir 20 tahun. Tentunya dalam kunjungan kedua kali ini, saya sangat terkesan sekali dengan perubahan dan pembangunan yang terjadi di China," kata Habibie.

Ia mengatakan, hubungan baik antara Indonesia dan China harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu, terutama hubungan antarmasyarakat kedua bangsa yang menjadi pilar utama dalam memperkokoh hubungan kedua negara.

Salah satu upaya untuk membangun hubungan baik antarmasyarakat kedua bangsa adalah saling mengenal tokoh dari masing-masing pihak, baik Indonesia maupun China.

"Kekuatan cinta tidak saja berlaku untuk saya dan Ainun, tetapi semua orang, termasuk untuk mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia dan China," ujar Presiden RI periode Mei 1998 hingga November 1999 itu.

Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia, Imron Cotan, menyatakan, "Buku `Habibie dan Ainun' merupakan salah satu bentuk untuk lebih mengenalkan sosok Habibie sebagai salah satu putra terbaik Indonesia bersama istri tercinta, Ainun, kepada masyarakat China. Dengan saling mengenal, maka ada saling ada pemahaman."

Keberadaan buku tersebut juga akan makin memperluas jejak kaki Indonesia di China, sehingga masyarakat China akan semakin mengenal Indonesia secara utuh, katanya.

Buku "Habibie dan Ainun" selama ini diterjemahkan dalam lima bahasa, yakni Inggris, Jerman, Jepang, Arab dan Belanda.

"Habibie dan Ainun" berkisah tentang cinta dan kesetiaan Habibie, sang ilmuwan cemerlang, kepada Ainun sebagai istrinya. Pada tahap awal buku dalam versi bahasa Mandarin tersebut terbit sebanyak 2.000 eksemplar di Beijing dan Shanghai mulai Oktober 2013.