Jakarta (ANTARA) - Perusahaan energi bersih, Suryanesia menyediakan solusi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap tanpa investasi untuk pelaku bisnis dan industri guna mendorong pengurangan emisi karbon.

CEO Suryanesia Rheza Adhihusada mengatakan, dengan solusi Solar-as-a-Service (SaaS), Suryanesia dengan mitranya menanggung biaya investasi sistem dan mengurus seluruh aspek implementasi secara end-to-end dari desain teknis, kajian struktur dan atap bangunan, perizinan, instalasi, hingga pemeliharaan sistem selama jangka panjang.

"Sebagai contoh, kami menyesuaikan penawaran komersial berdasarkan penghematan dan jangka waktu perjanjian yang diminati klien, merekomendasikan penguatan struktur yang hemat biaya dan tidak mengganggu aktivitas operasional di lokasi, dan memperoleh segala perizinan untuk mempermudah proses penggunaan PLTS atap bagi klien," ujar Rheza melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Rheza menyampaikan, banyak pelaku bisnis di Indonesia ingin memanfaatkan PLTS atap untuk menghemat biaya listrik dan mengurangi jejak karbon.

Namun, masih terdapat beberapa tantangan yang menghambat pemanfaatannya, termasuk biaya investasi yang tinggi, kompleksitas aspek teknis, kendala pada struktur dan atap bangunan, serta banyaknya perizinan yang diperlukan.

Dengan tim in-house yang berpengalaman dalam aspek teknis, perizinan, dan manajemen proyek PLTS atap, Suryanesia memberikan solusi komprehensif bagi pelanggannya.

Head of Engineering Suryanesia Nikesh Shamdasani mengatakan, semua sistem yang digunakan pada PLTS atap merupakan panel surya Tier-1 dengan teknologi terbaru dan yang telah disertifikasi SNI, serta memiliki garansi kinerja 25 hingga 30 tahun.

Penggunaan PLTS atap ini disebut mampu mengurangi 685 juta kilogram selama masa pakai.

"Kami juga memprioritaskan faktor keamanan klien, termasuk dengan melakukan kajian kelayakan struktur bangunan dengan penambahan beban panel surya, sesuai dengan standar internasional dan SNI," kata Nikesh.

Suryanesia berharap SaaS dapat membantu pelaku bisnis untuk mencapai tujuan keberlanjutannya serta mendukung transisi energi Indonesia guna mencapai target Net Zero Emission pada 2060.

Baca juga: Suryanesia dapat suntikan awal Rp31 miliar dipimpin Intudo Ventures

Baca juga: Dukung transisi energi, Suryanesia tawarkan rental panel surya